Bojonegoro (Antara Jatim) - Dinas Perhutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Bojonegoro, Jawa Timur, menyebutkan realisasi tanaman tembakau Virginia Voor Oogst (VO) dan Jawa, di daerahnya hanya sekitar 4.500 hektare, lebih rendah dibandingkan target seluas 7.000 hektare.

"Data luas areal tanaman tembakau baik jenis Virginia VO dan Jawa kami lakukan pertengahan Juli lalu," kata Kepala Bidang Usaha Perkebunan Dishutbun Bojonegoro Khoirul Insan, di Bojonegoro, Kamis.

Hanya saja, menurut dia, luas tanaman tembakau sekitar 4.500 hektare di daerahnya itu bisa saja berkurang disebabkan pengaruh hujan yang masih turun sehingga banyak tanaman tembakau petani mati di sawah.

Selain itu, lanjut dia, tanaman tembakau petani juga memperoleh serangan hama ulat, sehingga rusak.

"Tanaman tembakau petani mati terendam air hujan disebabkan sawah tidak dilengkapi sistem pembuangan air termasuk tidak dilengkapi dengan"guludan"," jelas dia.

Padahal, pihaknya sudah menginstruksikan kepada para petani melalui kelompok tani untuk membuat "guludan" dilengkapi sistem pembuangan air, karena musim kemarau tahun ini masih sering turun hujan.

"Kami belum tahu pasti luas tanaman tembakau yang terserang hama ulat juga mati disebabkan hujan," ucapnya.

Sekretaris Kecamatan Kedungadem, Bojonegoro Machmudi menjelaskan hujan yang turun di musim kemarau mengakibatkan jadwal tanam tembakau di wilayahnya terganggu.

Dengan demikian, lanjut dia, tanaman tembakau di daerahnya baik Virginia VO dan Jawa, seluas 645 hektare usianya berkisar 10-50 hari.

Kepala Dishutbun Bojonegoro Nuzulul Hudaya menambahkan harga tanaman tembakau berpeluang bagus yang dipengaruhi tidak tercapainya target luas tanaman dibandingkan kebutuhan pabrikan dalam melakukan pembelian tembakau.

"Sepanjang kualitas bisa terjaga harga tembakau bisa bagus," ucapnya, menegaskan.

Sesuai data, katanya, sejumlah pabrikan, juga pengusaha tembakau, yang sudah melapor akan melakukan pembelian tembakau Virginia VO dan jawa, pada musim tanam tahun ini, dengan jumlah mencapai 8.400 ton tembakau kering.

Berdasarkan permintaan itu, ia memperkirakan luas tanaman tembakau yang dibutuhkan, untuk mencukupi kebutuhan pabrikan dan pengusaha yang melakukan pembelian musim tanam tahun ini sekitar 7.000 hektare (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016