Surabaya (Antara Jatim) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mempercantik akses menuju rumah kelahiran Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno di Pandean IV No 40, Kelurahan Peneleh, Kota Surabaya, Minggu, menyambut Prepcom III UN Habitat III yang digelar di Kota Pahlawan, 25-27 Juli 2016.
    
Satgas Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR) Kota Surabaya , Suwito, mengatakan pihaknya mengecat dinding akses menuju rumah kelahiran Bung Karno di Pandean.
    
"Untuk rumah kelahiran Bung Karno memang dicat bagian luarnya saja. temboknya di cat warna putih, sedangkan pintu dan jendelanya di cat warna hijau. Awalnya memang warnanya seperti itu, kami hanya mengecat ulang saja, dan kami sebelumnya juga sudah izin sama pemilik rumah," kata Suwito.
    
Selain pengecatan rumah kelahiran Bung Karno, lanjut dia, akses menuju rumah bersejarah ini yang dulunya penuh gambar mural di tembok juga dicat putih.
    
Dijadwalkan, kegiatan City Tour yang akan dilaksanakan pada Senin (25/7) dengan mengunjungi ke beberapa destinasi dengan berbagai tema kunjungan sesuai dengan tempatnya, seperti Historical Track Package, Museum Track Package, Heritage Track Package, Surabaya Religion Track Package, dan Surabaya Shopping and Culinary Track Package.
    
Rumah Kelahiran Bung Karno menjadi salah satu destinasi kunjungan pada Historical Package, selain itu menuju ke rumah HOS Tjokroaminoto, Rumah WR Supratman dan Tugu Pahlawan Surabaya.
    
Dinding-dinding yang awalnya diramaikan dengan mural dan bergambar wajah Bung Karno dan berisi tentang semboyan khas Bung Karno "Jas Merah : Jangan sekali-sekali melupakan sejarah" kini rata dengan cat putih polos. Sekitar 100 meter dari ujung Jalan Pandean hingga menuju rumah kelahiran Bung Karno sekarang tampak bersih dan hijau.
    
"Sebenarnya saya tidak tega gambarnya bagus, tapi ini tugas," katanya.
    
Selain gapura dan tembok mural, sepanjang 100 meter ke arah utara, tembok dicat berwarna putih, yang mana kata Suwito agar tampak terlihat bersih.
    
Saat mengecat Rumah Kelahiran Bung Karno, sang pemilik rumah yang merupakan warga sipil tidak bersuara sama sekali. "Yang saya tahu, sejak saya mengecat mulai kemarin, Sabtu (23/7) pemilik rumah tidak keluar sama sekali, dan tidak menyapa juga," katanya.
    
Tamu Negara ini dijadwalkan akan mengunjungi rumah kelahiran Bung karno pada Senin (24/7). Namun, sayang ketika wartawan Surabaya mencoba mendatangi rumah bersejarah itu untuk mengetahui lebih dalam pun kandas. Sebab, pemilik rumah terlihat enggan untuk menyambut kedatangan tamu UN Habitat. Hal ini terlihat pemilik rumah tidak mau tahu akan agenda besar tersebut.
    
"Maaf, biar Pemkot saja yang menjelaskan, saya tidak tahu," kata orang paruh baya yang menempati rumah kelahiran Bung Karno dengan menutup pintunya.
    
Sementara, salah satu tetangga pemilik rumah kelahiran Bung Karno, Suyono mengatakan rumah tersebut dihuni oleh empat orang yang rencana mau dibeli oleh Pemkot Surabaya. Namun, wacana pembelian rumah bersejarah ini belum terealisasi sampai sekarang.
    
"Pinginnya keluarga Bu Jamilah (pemilik rumah kelahiran Bung Karno) itu akan mau jika Pemkot membelinya asal empat orang ini bisa memiliki rumah sendiri-sendiri. Artinya, hasil dari penjualan rumah kelahiran Bung Karno ini bisa dibuat beli rumah kembali di Surabaya. Bu Jamilah sempat bilang ke saya gitu," kata Suyono. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016