Kediri (Antara Jatim) - Aparat Kepolisian Resor Kediri Kota, Jawa Timur, menyita dua keset dari kain yang sebagian bahannya menggunakan kertas bertuliskan ayat suci Al-Quran untuk meminimalkan isu SARA.
     
Kepala Polres Kediri Kota AKBP Wibowo, Senin mengemukakan temuan dua keset yang sebagian menggunakan kertas bertuliskan ayat suci itu dari laporan masyarakat. Awalnya, warga yang membeli keset tersebut di sebuah toko, tepatnya di Desa Sonorejo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Kediri.
     
"Ada temuan keset itu, dan terkait hal tersebut kami sudah lakukan koordinasi, pertemuan dengan muspika, termasuk tokoh agama setempat," katanya di Kediri.
     
Di keset yang terbuat dari kain tersebut, tulisan ayat suci Al-Quran maupun tulisan arab berada di kertas, dimana kertas tersebut dijahit langsung sebagai alas di keset tersebut. Polisi menemukan dua keset yang terdapat tulisan tersebut. 
     
Kapolres mengatakan, polisi sudah memeriksa tujuh orang saksi terkait dengan temuan keset tersebut. Selain saksi, mereka juga sebagai distributor dan penjual.

Hasilnya, barang-barang itu ternyata dikirim dari Tulungagung. Selain itu, dari pemeriksaan ternyata tidak ada unsur kesengajaan atau motif lain alas kaki yang menggunakan kertas bertuliskan ayat suci tersebut.
     
"Hasil pemeriksaan yang telah dialkukan bahwa terkait temuan tersebut tidak adanya kesengajaan atau motif lain pembuatan keset dengan menggunakan bahannya ada beberapa ayat suci. Itu semata-mata untuk menekan biaya operasional. Selain itu, mereka juga sudah meminta maaf kepada umat Muslim," ungkapnya.
     
Kapolres juga sudah meminta agar pemilik toko melakukan cek kembali pada barang yang dijualnya, apakah ada dari barang yang dijual itu bahannya terdapat tulisan ayat suci Al-Quran.
     
Jika terdapat, ia menganjurkan agar barang itu tidak dijual, sebab dikhawatirkan bisa menimbulkan isu SARA. Masyarakat juga diimbau lebih teliti jika membeli barang-barang.
     
Sementara itu, Mahtum, salah seorang pengurus masjid di Desa Sonorejo, Kecamatan Grogol, mengatakan ia dengan pengurus masjid lainnya mendapatkan keset itu dari warga. Tanpa berpikir panjang, ia membawanya ke kantor polisi.
     
"Ada warga yang menunjukkan ke kami, dan tanpa pikir panjang kami langsung bawa ke polsek," ujarnya.
     
Patmi, warga Tulungagung, distributor keset tersebut mengatakan yang membuat kerajinan itu adalah tetangganya, namun siapa pastinya ia tidak tahu sebab banyak tetangganya yang mengerjakan kerajinan itu.
     
"Waktu itu ada sekitar 100 keset dan yang membuat tetangga saya, tapi siapa orangnya saya tidak tahu. Saya mengambil itu seharga Rp2.000 dari mereka, tapi tidak semuanya ada tulisan arab, hanya sebagian saja," kata Patmi. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016