Malang, (Antara Jatim) - Puluhan massa Pemuda Pancasila dan Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan TNI-Polri Kota Malang menghadang unjuk rasa Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) yang kini sedang menempuh pendidikan tinggi di beberapa kampus di Malang, Jumat.

Dalam unjuk rasa yang digelar di kawasan Jalan Tugu tersebut, massa Pemuda Pancasila (PP) dan Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan TNI-Polri (FKPPI) berkali-kali meneriaki pendemo dari AMP yang sedang berorasi. "Bubarkan-bubarkan," teriak massa dari PP.

Demo yang berlangsung sekitar satu jam itu dijaga olah ratusan aparat kepolisian. Beberapa spanduk yang berisi ketidaksetujuan PP dan FKPPI terhadap pandangan Papua Merdeka yang diusung AMP antara lain bertuliskan, "Tidak ada tempat bagi Gerakan Separatis Papua di Malang".

Semenatra itu, barisan PP, FKKPPI, Banser dan beberapa ormas lain, juga menggelar aksi. Kedua kelompok tersebut saling adu statemen. Elemen Ormas pemuda menyanyikan lagu-lagu kebangsaan dan meneriakkan yel-yel "NKRI Harga Mati".

Tuntutan yang diusung AMP dalam aksi tersebut di antaranya menyampaikan aspirasi masyarakat Papua yang ingin menentukan nasib sendiri. Namun, massa gabungan dari lintas organisasi mendesak agar AMP membubarkan diri dari aksi yang mereka gelar. Bahkan, puluhan massa sudah merangsek maju untuk membubarkan aksi itu.

Sejumlah aparat kepolisian mencoba menghadang beberapa anggota ormas yang ingin mengambil tindakan. Setelah dilakukan oleh massa dari PP, FKPPI dan Banser, massa AMP akhirnya membubarkan diri.

"Aksi AMP ini mengganggu keutuhan NKRI. Papua itu saudara kita, kalau ada yang ingin lepas, pasti kita hadang. Kami menghormati aksi AMP itu, namun mereka harus bisa memahami di mana mereka berada. Kalau mau melanjutkan pendidikan dan bekerja, silahkan, tapi jangan mengotori," kata Kasat Korwil Banser Jatim, Umar Usman.

Umar Usman menegaskan kalau massa AMP ada demo kembali, Banser tidak akan memberi toleransi dan kalau mahasiswa macam-macam, Banser akan mengambil tindakan untuk menghadang lagi. "Kami tidak ingin Kota Malang dikotori aksi seperti ini," tandasnya.

Menanggapi aksi sejumlah massa dari elemen yang berbeda itu, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Malang, Handi Priyanto mengatakan aksi yang dilakukan FKPPI dan Pemuda Pancasila murni lahir dari kegelisahan mereka atas adanya gerakan berbau separatis.

"Gerakan mereka (ormas FKPPI dan PP) ini murni, kami sudah cek ke lapangan. Kami mengimbau AMP bisa menjaga kondusifitas Kota Malang, karena tujuan mereka untuk menimba ilmu bukan dengan tujuan yang lainnya. AMP ini seperti perkumpulan mahasiswa, jadi nanti kita cek formalitasnya," paparnya.

Sementara itu, Ketua GM Forum Putra Putri Purnawirawan TNI Polri (FKPPI), Jawa Timur Agus Soerjanto menyatakan pihaknya berada di garda terdepan jika ada aksi berbau separatisme yang mempertanyakan ideologi Pancasila dan NKRI, termasuk yang dilakukan AMP.

"Jangan lagi pertanyakan Pancasila dan NKRI. Jadi kalau adaelemen masyarakat yang menentang itu, kami siap di garda terdepan," katanya disela aksi di kawasan Jalan Tugu Malang.

Usai aksi, Agus Soerjanto menemui komunitas mahasiswa asal Papua tersebut dan memberi penyuluhan agar mereka paham makna Pancasila dan NKRI. "Kami sebenarnya ingin menghindari bentrok, namun ketika ada aksi separatisme seperti ini, kami harus bertindak tegas menghadang mereka," urainya.(*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016