Banyuwangi (Antara Jatim) - Menteri Pendayagunaan dan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Yuddy Chrisnandi akan mengadopsi program "smart" kampung yang digagas oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Menpan RB diajak ke Desa Kampunganyar, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi untuk melihat secara langsung penerapan "smart" kampung di sana yakni balai desa, perpusatakaan mini, dan ruang pelayanan publik yang terkoneksi internet.

"Saya awalnya membahas tentang 'smart city' dengan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, ternyata saya dibawa ke smart kampung dan kesan saya langsung kagum dengan program ini," kata Yuddy di Banyuwangi, Jumat.

Ia mengatakan program tersebut akan diadopsi di 57 kabupaten/kota yang telah ditunjuk Kemenpan sebagai role model standar pelayanan publik nasional yang akan diterapkan secara bertahap di Indonesia.

"Setiap ke daerah, saya selalu membahas tentang pelayanan publik yang prima dan tata kelola pemerintahan yang baik untuk menuju smart city. Tidak pernah sekalipun kami berbicara tentang smart kampung, sehingga ketika tadi Pak Anas menceritakan program smart kampung, saya langsung terkejut," tuturnya.

Selama ini, lanjut dia, pihaknya memang belum terpikirkan membangun desa cerdas seperti yang ada di Kabupaten Banyuwangi dan adanya "smart kampung" membuat pelayanan publik di desa menjadi tidak terhambat.

Selama ini, pelayanan publik di desa sering terhambat karena jauhnya jarak dari desa ke kota. Apalagi sebagian desa-desa di Jawa Timur banyak masyarakat desa membutuhkan waktu berjam-jam ke kota hanya untuk mengurus administrasi.

"Dengan adanya smart kampung yang telah terkoneksi dengan fiber optik untuk internet di tiap desa bisa memotong waktu yang lama itu. Pendata KTP nya bisa langsung terkoneksi dan pelayanan publik bisa makin cepat," katanya.

Menurut dia, smart kampung di Banyuwangi merupakan inspirasi dan inovasi yang layak untuk diikuti kepala daerah lain, caranya mungkin dengan memulai satu desa di satu kecamatan sebagai percontohan. 

"Seiring waktu akan memberikan 'trickle down effect', motivasi bagi desa lain untuk membangun hal serupa. Apalagi mulai tahun ini dari dana desa, rata-rata tiap desa menerima Rp1,2 miliar, sehingga program ini seharusnya bisa dicontoh," ujarnya.

Ia mengatakan penerapan program itu kuncinya adalah pada komitmen kuat dari seorang kepala daerah, sehingga bukan sekedar tergantung pada IT dan transformasi IT, namun komitmen kuat kepala daerah untuk membangun peradaban di kampung-kampung desa yang setara dengan pembangunan yang berlangsung perkotaan.

Smart kampung adalah program pengembangan desa yang digagas Pemkab Banyuwangi untuk mendekatkan pelayanan publik hingga ke level desa dan setiap desa didesain memiliki kerangka program terintegrasi yang memadukan antara penggunaan TIK berbasis serat optik, kegiatan ekonomi produktif, kegiatan ekonomi kreatif, peningkatan pendidikan-kesehatan, dan upaya pengentasan kemiskinan.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan di Banyuwangi telah ada 41 desa/kelurahan yang menjadi percontohan "Smart kampung" dan saat ini sedang disiapkan untuk 176 desa lainnya.

"Untuk menunjang hal tersebut, desa diwajibkan mengalokasikan belanja bandwidth di APBDes-nya. Layanan wifi gratis desa ini juga 24 jam nonstop. Di setiap desa juga disediakan perpustakaan, seperti Desa Kampunganyar yang perpustakaannya dibuka hingga larut malam, siapapun bisa mengakses setiap saat," tuturnya.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016