Surabaya (Antara Jatim) - DPRD Kota Surabaya meminta pemerintah kota membeli bangunan cagar budaya berupa rumah kelahiran Presiden RI Soekarno (Bung Karno) di kawasan Peneleh Surabaya yang kini masih dimiliki warga setempat.
    
"Kita bukan merebut. Tapi menyelamatkan historis rumah tersebut," kata Ketua DPRD Surabaya Armuji saat rapat dengar pendapat di DPRD Surabaya, Rabu.
    
Menurut dia, banyaknya bangunan peninggalan bersejara (heritage) di kawasan Pandean, Peneleh, Surabaya perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah kota.
    
Armuji mengatakan keberadaan rumah kelahiran Bung Karno di Peneleh harus segera diselamatkan. Apalagi kini statusnya telah ditetapkan sebagai salah satu bangunan cagar budaya.
    
Keberadaan rumah Bung Karno di Peneleh tidak bisa dinilai dengan appraisal. Oleh karena itu, ia mendorong pemerintah kota Surabaya segera membeli rumah Presiden Republik Indonesia pertama itu.
    
"Sejarah tidak bisa dinilai dengan appraisal. Demi menyelematkan historis di rumah tersebut, saya harap pemkot segera membelinya," katanya.
    
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Agus Imam Sonhaji mengatakan sejak tahun 2014 pemerintah kota sudah berusaha membeli rumah kelahiran Bung Karno. Pemerintah kota waktu itu bahkan sudah melakukan tawar menawar dengan pihak ahli waris.
    
Menurutnya, tertundanya pembelian rumah lantaran tingginya harga yang dipatok ahli waris yang tinggal di Rumah Kelahiran Bung Karno. Dimana pihak ahli waris meminta Rp5 miliar.
    
"Sesuai dengan appraisal nilainya hanya Rp700 juta. Tapi pihak ahli waris meminta jauh di atasnya," ujarnya.
    
Bahkan Camat dan Lurah Genteng, Surabaya sempat menemui pemilik rumah unuk melakukan rembukan, tetapi pemilik rumah tetap tidak mau menurunkan jumlah harga yang dipasang.
    
Selain Rumah Kelahiran Bung Karno, Agus mengatakan pemkot juga akan berusaha mengambil hak kepemilikan beberapa tempat di kawasan Peneleh. Salah satunya adalah makam Belanda Peneleh. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016