Ngawi (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, terus memantau perkembangan debit air Sungai Bengawan Solo yang melintas di wilayahnya mengingat sebelumnya pos pantau pintu air di Solo menunjukkan siaga merah yakni di level 8 meter lebih.
Kepala Pelaksana BPBD Ngawi Eko Heru Tjahyono, Senin, mengatakan, pemantauan perlu dilakukan menyusul prediksi BMKG Juanda, Surabaya, yang menyebutkan hujan masih terus mengguyur di kawasan eks-Keresidenan Madiun selama tiga hari ke depan, termasuk Ngawi.
"Sementara ini yang terpantau agak tinggi adalah DAS Bengawan Solo. Sedangkan Bengawan Madiun tidak ada peningkatan signifikan," ujar Eko Heru, kepada wartawan.
Menurut dia, memang pada Minggu (19/6) dini hari debit Bengawan Madiun sempat meningkat namun sore kemarin sudah turun. Sedangkan untuk DAS Bengawan Solo sampai kemarin terpantau tetap tinggi debit airnya.
"Untuk itu, kami terus berkoordinasi dengan penjaga pos pintu air Jurug Solo setiap satu jam sekali via email," kata dia.
Warga Kabupaten Ngawi, terlebih yang berada di tepian aliran Bengawan Solo, diminta waspada jika hujan kembali turun deras selama beberapa jam. Di antaranya di wilayah Kecamatan Mantingan, Pitu, dan Ngawi.
Tidak hanya di tepian aliran Bengawan Solo, tepian Bengawan Madiun juga diimbau waspada. Di antaranya di wilayah Kecamatan Kwadungan, Pangkur, Padas, Ngawi, dan Geneng.
Warga yang bertempat tinggal di lereng Gunung Lawu juga diminta untuk waspada. Yakni di Kecamatan Sine, Ngrambe, Kendal, dan Jogorogo.
"Hujan deras selama beberapa hari terakhir membuat tanah di pegunungan labil sehingga rawan longsor," kata dia.
Warga diminta berhati-hati, agar peristiwa longsor di Purworejo, Jawa Tengah, tidak terjadi di Kabupaten Ngawi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016