Bojonegoro (Antara Jatim) - PMI Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Senin, mulai menggelar donor darah pada malam hari dengan memanfaatkan bus donor darah untuk mencukupi kebutuhan darah selama Puasa Ramadhan.
"Donor darah malam hari untuk menjaring pendonor yang baru usai shalat Tarawih, juga masyarakat lainnya," kata Humas PMI Kabupaten Bojonegoro Ali Syafa'at, di Bojonegoro, Senin.
Menurut dia, pelaksanaan donor darah malam hari dengan memanfaatkan bus donor darah akan berlangsung selama Puasa Ramadhan.
Lokasinya, lanjut dia, di depan kantor pemerintah kabupaten (pemkab) yang menjadi lalu lalang masyarakat juga tidak jauh dari Masjid Agung Darussalam yang dimanfaatkan shalat Tarawih umat Islam.
"Pelaksanaan donor darah dengan memanfaatkan bus sudah rutin berjalan setiap malam Minggu. Perolehannya berkisar 30-40 kantong setiap malam Minggu," ucapnya, menegaskan.
Oleh karena itu, ia optimistis perolehan darah dalam pelaksanaan donor darah pada malam hari juga bisa maksimal.
"Pendonor yang ikut menjadi pendonor pada malam hari sebagian di antaranya pendonor tetap, tapi ada juga sebagian pendonor baru," jelas dia.
Lebih lanjut ia menjelaskan stok darah di daerahnya yang ada sekarang ini sebanyak 860 kantong, dengan rincian golongan A 224 kantong, AB 83 kantong, B 223 kantong dan O 330 kantong. Stok darah yang tersedia itu, hanya mampu untuk mencukupi kebutuhan darah berkisar tujuh sampai delapan hari, karena kebutuhan darah di daerahnya rata-rata sekitar 100 kantong darah per harinya.
"Perhitungan kami dengan perolehan darah dari pendonor yang datang langsung ke kantor juga pendonor malam hari maka stok darah di daerah kami akan terus menipis," paparnya.
Oleh karena itu, ia memperkirakan daerahnya tetap akan meminta pasokan tambahan darah dari PMI luar kota, seperti PMI Surabaya, Gresik atau Madiun.
"Kemungkinan pekan terkhir menjelang Hari Raya Idul Fitri kami akan meminta tambahan pasokan darah," ucapnya, menambahkan.
Ia menambahkan sejumlah RS yang memperoleh pasokan darah secara rutin, antara lain, RSUD Sosodoro Djatikoesoemo, milik pemerintah kabupaten (pemkab) dan RS Aisyiyah, RS Muna Anggita, RS Pemuda, juga sejumlah RS lainnya.
"Dalam kondisi mendesak kebutuhan darah pasien bisa diambilkan dari pendonor darah dari keluarga," ucapnya, menegaskan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016