Mojokerto (Antara Jatim) - Universitas Surabaya membentuk Ubaya Penanggungan Center di Ubaya
Training Center kampus tiga di Desa Tamiajeng Trawas Mojokerto, Jawa
Timur sebagai salah satu upaya untuk mempelajari situs di Gunung
Penanggungan.


"Saat ini sesuai dengan data yang ada pada kami terdapat sebanyak
127 situs yang ada di Gunung Penanggungan," kata Operation Manager Ubaya
Training Center (UPC) Theophilus Hermawan, Senin.


Ia mengemukakan, lokasi UPC tersebut masih satu lokasi dengan Ubaya
Training Center yang ada di bawah kaki Gunung Penanggungan.


"Di antara situs yang ada di Gunung Penanggungan itu adalah Situs
Jolotundo, Gapuro Jedong dan situs Belahan, itu diduga masih banyak
lagi, karena itu Pemerintah Provinsi menetapkannya sebagai kawasan Cagar
Budaya," katanya.


Menurutnya, seratusan situs-situs itu merupakan hasil pengembangan
dari data yang dimiliki pemerintah Hindia Belanda waktu itu, dan data
dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan.


"Karena data antara satu dengan lainnya berbeda, akhirnya pada 2012
Ubaya melakukan ekspedisi. Kami mendata, untuk mensurvei ulang, dari
data yang ada memang beda, bahkan kami temukan sekitar 40 situs baru,"
katanya.


Ia mengatakan, UPC ini juga sebagai upaya pelestarian budaya masa
lalu dan cagar budaya untuk memfasilitasi para pemerhati sejarah.


"Segala informasi terkait Gunung Penanggungan akan disampaikan baik
itu berupa data dan temuan. Kami terbuka untuk semua. Ubaya sangat
terbuka untuk para peneliti, dan juga yang mau belajar, lebih tau lagi
di Penanggungan. Sebab hingga saat ini situs-situs di Penanggungan masih
misteri," katanya.


Sementara itu, Humas Ubaya Hayuning mengatakan, UPC sebagai salah
satu langkah untuk memudahkan para pemerhati budaya memahami dan
meneliti situs yang ada di Penanggungan.


"Terutama bagi mereka yang ingin mempelajari situs di Gunung
Penanggungan tetapi tidak kuat untuk naik ke Gunung sehingga dibantu
dengan adanya UPC itu," katanya. (*)

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016