Surabaya (Antara Jatim) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Surabaya berharap Kota Pahlawan bisa masuk jejaring kota kreatif yang dibentuk United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) atau lembaga khusus Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
    
"Kota Surabaya tentunya sudah mendapatkan atensi khusus untuk bisa masuk ke dalam Jajaring Kota Kreatif UNESCO," kata Ketua Kadin Surabaya Jamhadi, di Surabaya, Rabu.
    
Menurut dia, pada saat workshop "Sosialisasi UNESCO Creative Cities Network (UCCN)" yang digelar Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan RI bekerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) di Jakarta, Selasa (24/5), Kementerian Pariwisata memaparkan tentang kota-kota yang sudah mengusulkan masuk ke dalam Jejaring Kota Kreatif UNESCO seperti Cihami, Yogyakarta, Malang, Solo.
    
"Namun tidak ada daftar Kota Surabaya di dalam blue print mereka karena Kota Surabaya belum mengajukan diri ke Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) selaku badan yang membawahi Jejaring Kota Kreatif UNESCO di Indonesia," kata Pendiri dan Dewan Penasihat Surabaya Creative City Forum (SCCF).
    
Menurut dia, Untuk masuk ke dalam Jejaring Kota Kreatif UNESCO, salah satu hal yang harus dilakukan Kota Surabaya ialah minimal harus mengajukan salah satu dari tujuh kategori yang dicover UCCN.
    
Ketujuh kategori tersebut meliputi craft and folk art (kerajinan dan kesenian rakyat), desain, film, gastronomi, literatur, media art, dan musik. Dari 7 kategori itu, Kota Surabaya harus bisa memprioritaskan kategori mana yang perlu dijadikan ikon Kota Surabaya untuk masuk Jejaring Kota Kreatif UNESCO.
    
Hal ini, lanjut dia, tentunya perlu ada upaya dari berbagai pihak untuk bisa merumuskan itu, di antaranya dengan menggelar workshop dan survei.  Terkait dengan workshop, dalam waktu dekat ini SCCF bekerja sama dengan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (FTSP-ITS) berencana akan menggelarnya dengan mengundang beberapa pihak yang berkompeten di dalamnya.
    
Dari workshop itu, diharapkan ada kesekapatan kategori mana dari 7 kategori Jejaring Kota Kreatif UNESCO yang perlu diterapkan di Kota Surabaya. Sebab, posisi SCCF yang didukung oleh Indonesia Creative City Network (ICCN), kemudian di atasnya ada UCCN yang berpusat di Paris, Prancis, diharapkan mampu membawa Kota Surabaya sebagai kota Jejaring Kota Kreatif UNESCO serta menjadi smart city.
    
Selain itu dibutuhkan kerja sama antara pebisnis, pemerintah, komunitas, serta akademisi yang dikenal quatrohelix. Dengan demikian, tim SCCF bersama pihak-pihak lain yang tergabung quatrohelix bisa menentukan ikon kreatif Kota Surabaya.
    
Ia mengatakan di Indonesia baru dua kota yang sudah masuk dalam Jejaring Kota Kreatif UNESCO, yakni Kota Pekalongan dan Kota Bandung.  Kota Pekalongan ditetapkan sebagai Kota Kreatif UNESCO dengan kategori craft and folk art, pada 1 Desember 2014 bersama 27 kota dari 19 negara di dunia.
    
Terpilihnya Kota Pekalongan sebagai Kota Kreatif UNESCO juga atas dasar rekomendasi lima kota yang sudah menjadi anggota lama dalam jejaring kota kreatif dunia, yakni Icheon (Korea Selatan), Aswan (Mesir), Santa Fe (Amerika Serikat), Hangzhou (China) dan Kanzawa (Jepang).
    
Adapun Kota Bandung masuk Jejaring Kota Kreatif UNESCO dari kategori desain pada Jumat, 11 Desember 2015. Bandung ditunjuk sebagai Kota Kreatif UNESCO bersama dengan 47 kota dari 33 negara lainnya.
    
Saat ini tercatat sudah ada 116 Kota yang sudah masuk dalam Jejaring Kota Kreatif UNESCO. Selain kota Bandung dan Kota Pekalongan, kota lainnya di antaranya untuk kategori gastronomi ada Belm (Brazil), Bergen (Norwegia), Burgos dan Dnia di Spanyol, Ensenada (Mexico), Gaziantep (Turki), Tucson (AS), Parma (Italia), Phuket (Thailand) dan kota Rasht di Iran.
    
Lalu kategori musik kota Adelaide di Australia , Idanha-a-Nova (Portugal), Kingston (Jamaica), Kinshasa (Congo) , Liverpool (Inggris), Medelln (Colombia), Salvador (Brazil), Katowice (Polandia), Tongyeong (Korea) dan Varanasi di India.
    
Katagori literatur diantaranya Tartu (Estonia), Barcelona (Spanyol), Baghdad (Irak), Ljubljana (Slovenia), Lviv (Ukraina), Montevideo (Uruguay), Nottingham (Inggris), Obidos (Portugal) dan Ulyanovsk di Rusia.
    
Adapun dalam kategori kerajinan dan kesenian rakyat, UNESCO menempatkan Al-Ahsa (Saudi Arabia), Bamiyan (Afghanistan), Duran (Ecuador), Lubumbashi (Congo), Isfahan (Iran), Jaipur (India), San Cristbal de las Casas (Mexico) dan kota Sasayama di Japan. Untuk katagori film yaitu di Bitola ( Macedonia), Roma (Italia), Santos di Brazil, kemudian kategori media art adalah kota Austin (AS).  (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016