Bojonegoro (Antara Jatim) - Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas) Malang menyatakan petani tembakau di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, harus mampu menjaga mutu tembakau untuk bisa memperoleh harga yang memadai.
     
"Kalau harga tembakau jatuh jangan berpikiran bahwa penyebabnya ada faktor lain," kata peneliti dari Balittas Malang Joko Hartono, dalam pelatihan meningkatkan mutu tembakau yang diikuti sekitar 50 petani di Bojonegoro, Selasa.
     
Meskipun, menurut dia, bisa saja harga tembakau jatuh bukan mutu tembakau petani tidak baik, tapi penyebabnya ada faktor lain.
     
"Tapi petani harus berpikiran bahwa jatuhnya harga karena mutu tembakaunya tidak baik. Jangan berpikiran yang lainnya dulu," ucapnya, menegaskan.
     
Lebih lanjut ia menjelaskan ada banyak faktor yang mengakibatkan mutu tembakau tidak baik, di antaranya, cara petani dalam memanen tembakau.
     
Cara panen daun tembakau yang benar dilakukan dengan cara memegang pangkal tulang daun di antara ibu jari dan keempat jari yang lain kemudian diputar kekiri dan kekanan 180 derajat.  
     
"Namun karena kebiasaan beberapa petani melakukan panen dengan cara menarik pangkal tulang daun kebawah maka bisa mengakibatkan daun posisi atas yang seharusnya kualitasnya bagus menjadi turun," paparnya.
     
Selain itu, lanjut dia, kesalahan petani lainnya yaitu memanen tembakau yang tidak sehat, mencampur antarposisi daun, dan menggulung hasil panen dengan cara memampatkan dan menumpuk pada panas matahari.      
     
"Pemetikan sebaiknya dilakukan pagi hari sebelum embun pagi menguap antara pukul 08.00-11.00 WIB. Bila terpaksa maka bisa diteruskan sore harinya antara pukul 14.30-16.30 WIB," katanya, menegaskan.
     
Kepala Dinas Perhutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Bojonegoro Nuzulul Hudaya menjelaskan petani di daerahnya memperoleh bantuan benih tembakau bersertifikat jenis Virginia Voor Oogst (VO) dan Jawa. 
     
"Benih tembakau yang dibagikan gratis kepada petani dari hasil penangkaran sendiri bekerja sama dengan Balittas," ucapnya, menambahkan.
     
Sesuai data, katanya, sejumlah pabrikan, juga pengusaha tembakau, yang sudah melapor akan melakukan pembelian tembakau Virginia VO dan jawa, pada musim tanam tahun ini, dengan jumlah mencapai 8.400 ton tembakau kering. 
     
Berdasarkan permintaan itu, ia memperkirakan luas tanaman tembakau yang dibutuhkan, untuk mencukupi kebutuhan pabrikan dan pengusaha yang melakukan pembelian musim tanam tahun ini sekitar 7.000 hektare. (*)


Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016