Surabaya (Antara Jatim) - Sebanyak 13 siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Surabaya mengikuti Lomba Kompetensi Siswa (LKS) tingkat nasional, setelah melalui proses seleksi ketat di tingkat provinsi.

"Ada 13 siswa dari Surabaya. Mereka tidak hanya mewakili Surabaya, namun juga membawa nama baik Jatim ke tingkat nasional," kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Surabaya, Ikhsan dalam pameran pendidikan Widya Wahana Pendidikan di Surabaya, Jumat.

Ia mengapresiasi  prestasi para pelajar tersebut, serta berpesan kepada para undangan yang hadir untuk mendoakan dan mendukung perwakilan dari Surabaya.
  
"Pemenang nantinya akan memperoleh pelatihan singkat ke luar negeri. Jika tahun kemarin para juara LKS mengunjungi Jerman, maka pemenang tahun ini akan belajar lebih banyak di Dubai," kata dia.
 
Mantan Kepala Bapemas Surabaya tersebut menuturkan LKS SMK yang diadakan rutin tersebut guna mengukur pencapaian kompetensi siswa SMK, dibandingkan standar baku yang berlaku nasional dan internasional. 

"LKS juga bisa digunakan menyusun peringkat peserta untuk dijadikan seleksi calon peserta lomba yang mewakili Surabaya di tingkat provinsi dan nasional, serta mempromosikan potensi lulusan sekolah jurusan ke dunia usaha," tuturnya.

Siswa yang lolos mengikuti LKS dari SMKN 1 Surabaya, Mega Sylvia menambahkan sebelumnya ia diikutkan magang terlebih dahulu ke beberapa industri untuk bekerja secara profesional.

"Sebelumnya saya diikutkan magang ke beberapa hotel dan diajarkan tentang pelayanan, mulai dari menerima tamu hingga menyiapkan kamar hotel yang hanya diberi waktu 35 menit saja," ujar siswa kelas XII jurusan akomodasi perhotelan tersebut.
 
Lebih lanjut dia mengungkapkan, dalam seleksi di tingkat provinsi juga terdapat tes kemampuan berbahasa asing, tes teori serta tes praktik.

Di sisi lain, siswa SMKN 12 Surabaya, Mega Ekik Yudhistira mewakili LKS nasional dalam bidang seni kriya logam, mulai desain hingga pembuatan perhiasan (jewellery). 

"Dalam seleksi di tingkat provinsi, saya diminta untuk membuat perhiasan liontin secara manual. Prosesnya lumayan panjang dan butuh ketelitian, karena liontin yang dibentuk dari bahan mentah perak harus mendekati kemiripan aslinya," tandasnya. (*)

Pewarta: Laily Widya Arisandhi

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016