Bojonegoro (Antara Jatim) - Kepala Dinas Perhutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Bojonegoro, Jawa Timur, mengimbau petani di daerahnya bisa menepati jadwal tanam tembakau terakhir 20 Juni guna mengamankan panen tembakau tidak bersamaan dengan hujan.
"Masa tanam tembakau yang ideal Mei-Juni, dengan masa terakhir tanam 20 Juni agar ada tenggat waktu ketika panen tembakau tidak bersamaan dengan hujan datang," kata Kepala Dishutbun Bojonegoro Nuzulul Hudaya, di Bojonegoro, Senin.
Ia mengaku sudah menyosialisasikan kepada kelompok tani yang mengambil benih gratis di kantornya terkait jadwal akhir tanam tembakau pada 20 Juni.
"Kami minta kelompok tani menyosialisasikan kepada petani yang menjadi anggotanya agar jadwal tanam tembakau terakhir 20 Juni," ucapnya, menegaskan.
Meski demikian, ia mengaku tidak bisa melarang kalau ada petani yang menanam tembakau melebihi jadwal akhir tanam itu.
"Hanya resikonya, kalau panen bersamaan dengan hujan, maka kualitas akan turun, termasuk harga," tandasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan kalau petani di daerahnya, secepatnya mengambil benih tembakau yang dibagikan secara gratis, baik Virginia Voor Oogst (VO) atau Jawa, maka jadwal tanam tembakau bisa lebih awal.
Selain itu, benih yang dibagikan itu, merupakan benih unggul, sehingga kualitas tanaman tembakau bisa terjaga, apalagi kalau penanganannya dengan benar, termasuk pemupukan dilakukan berimbang.
"Untuk meningkatkan kualitas tembakau kami sarankan petani memanfaatkan pupuk Zk," katanya, menegaskan.
Tidak hanya itu, ia juga meminta petani dalam menanam tembakau, meninggikan "guludan" di sawah, ditunjang drainase yang baik.
Pertimbangannya, menurut dia, musim kemarau tahun ini, masuk kemarau basah, sehingga di musim kemarau berpeluang terjadi hujan.
"Kalau "guludan" di sawah tinggi juga sistem drainase di sawah bagus, maka air hujan akan cepat surut," ucapnya.
Sesuai data, katanya, sejumlah pabrikan, juga pengusaha tembakau, sudah melapor akan melakukan pembelian tembakau Virginia VO dan jawa, pada musim tanam tahun ini, dengan jumlah mencapai 8.400 ton tembakau kering.
Berdasarkan permintaan itu, ia memperkirakan luas tanaman tembakau yang dibutuhkan, untuk mencukupi kebutuhan pabrikan dan pengusaha yang melakukan pembelian musim tanam tahun ini sekitar 7.000 hektare.
Perhitungan luas tanaman tembakau itu, katanya, mengacu produksi rata-rata tembakau per hektare sekitar 1.300 ton tembakau kering.
Saat ini, benih tembakau yang sudah diambil kelompok tani, jumlahnya mencapai 50,52 kilogram, dengan rincian, Virginia T-45 sebanyak 31,98 kilogram, Virginia K 326 sebanyak 15,94 kilogram, Jawa Grompol Jatim 2,6 kilogram. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016