Surabaya (Antara Jatim) - Kapal Perang Australia yakni HMAS Bathurst-85 milik Royal Australian Navy (RAN) yang dikomandani LCDR David Shirvington menyinggahi Kota Pahlawan dan sandar di Dermaga Jamrud Utara, Pelabuhan Tanjung, Perak, Surabaya, Minggu.
"Kapal perang negeri Kangguru itu membawa 23 anak buah kapal (ABK) yang terdiri dari tiga perwira dan 20 pelaut. Mereka dijadwalkan sandar di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya hingga tanggal 18 Mei 2016," kata Asisten Operasi Komandan Lantamal V Surabaya Kolonel Laut (P) Daniel Muji Rahadi.
Saat menyambut kedatangan kapal perang HMAS Bathurst-85 itu bersama staf Kedubes Australia CPO Robert Pope, ia menjelaskan kapal itu merupakan kapal perang jenis Armidale class patrol boat dengan panjang 56.8 (186 ft) meter; lebar 9.7 (32 ft) meter dan draft 2.7 (8.9 ft) meter.
"Selama kunjungan di Surabaya, ABK kapal perang tersebut akan berkunjung ke bebetapa destinasi wisata unggulan Kota Pahlawan, sekaligus melaksanakan bekal ulang bahan bakar dan logistik lainnya," ucapnya.
Menurut Asops Danlantamal V, penyambutan kapal perang negara sahabat ini merupakan kegiatan rutin yang biasa dilakukan Lantamal V setiap ada kunjungan kapal perang asing di Surabaya ini.
"Kita selalu memberikan pelayanan dan dukungan terhadap setiap kapal asing yang datang berkunjung ke Surabaya, hal tersebut erat kaitannya dengan salah satu tugas pokok dan fungsi pangkalan yang diemban Lantamal V," tuturnya.
Ia berharap kedatangan Kapal Perang Australia di Surabaya ini dapat memberi manfaat positif terhadah hubungan baik kedua negara, khususnya TNI AL dengan RAN.
"Lebih dari itu akan dapat memberikan dampak positif lainnya di bidang pariwisata, karena mereka nantinya berkunjung ke beberapa destinasi wisata di kota ini," ujarnya.
YPO-WPO Amerika
Sebelumnya (13/5), sebanyak 20 peserta "Enjoying the Magnificifent Jawa Timur" yang dipimpin David Santoso mengunjungi Koarmatim, Ujung, Surabaya.
Peserta Enjoying The Magnificent Jawa Timur adalah anggota dari Young Presidents Organization (YPO) dan World Presidents Organization (WPO) yang merupakan sebuah organisasi nirlaba dan berpusat di Amerika Serikat.
YPO dan WPO Indonesia beranggotakan 134 pimpinan perusahaan yang memiliki peranan penting dalam perekonomian di Indonesia.
"Kunjungan mereka untuk mengenal lebih dalam tentang kepemimpinan bahari, mengembangkan cinta tanah air dan menanamkan rasa bangga pada TNI khususnya TNI AL," kata Kadispen Koarmatim Letkol Laut (KH) Maman Sulaeman.
Selama kunjungan di Koarmatim, rombongan mengunjungi beberapa KRI antara lain KRI Frans Kaisepo-368 dan KRI Dewarucci yang sedang sandar di dermaga Koarmatim. Rombongan juga berkunjung ke Fleet House Koarmatim.
Pada saat acara ramah tamah, rombongan diterima oleh Kepala Pusat Koperasi Angkatan Laut (Kapuskopal) Koarmatim Kolonel Laut (S) Subagyo yang mewakili Pangarmatim Laksamana Muda (Laksda) TNI Darwanto.
Dalam sambutan yang dibacakan oleh Kapuskopal Koarmatim, Pangarmatim mengatakan untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara Poros Maritim dunia dibutuhkan kepemimpinan Nasional dan pelaku usaha yang memiliki semangat bahari.
"Kepemimpinan bahari bukan hanya menyangkut pemanfaatan sumber daya laut, tetapi kepemimpinan yang termanifestasi dari budaya laut yang sarat akan kemandirian, keberanian, akurasi, kecepatan, bertindak, keprecayaan, kebersamaan dan keterbukaan," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Kapal perang negeri Kangguru itu membawa 23 anak buah kapal (ABK) yang terdiri dari tiga perwira dan 20 pelaut. Mereka dijadwalkan sandar di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya hingga tanggal 18 Mei 2016," kata Asisten Operasi Komandan Lantamal V Surabaya Kolonel Laut (P) Daniel Muji Rahadi.
Saat menyambut kedatangan kapal perang HMAS Bathurst-85 itu bersama staf Kedubes Australia CPO Robert Pope, ia menjelaskan kapal itu merupakan kapal perang jenis Armidale class patrol boat dengan panjang 56.8 (186 ft) meter; lebar 9.7 (32 ft) meter dan draft 2.7 (8.9 ft) meter.
"Selama kunjungan di Surabaya, ABK kapal perang tersebut akan berkunjung ke bebetapa destinasi wisata unggulan Kota Pahlawan, sekaligus melaksanakan bekal ulang bahan bakar dan logistik lainnya," ucapnya.
Menurut Asops Danlantamal V, penyambutan kapal perang negara sahabat ini merupakan kegiatan rutin yang biasa dilakukan Lantamal V setiap ada kunjungan kapal perang asing di Surabaya ini.
"Kita selalu memberikan pelayanan dan dukungan terhadap setiap kapal asing yang datang berkunjung ke Surabaya, hal tersebut erat kaitannya dengan salah satu tugas pokok dan fungsi pangkalan yang diemban Lantamal V," tuturnya.
Ia berharap kedatangan Kapal Perang Australia di Surabaya ini dapat memberi manfaat positif terhadah hubungan baik kedua negara, khususnya TNI AL dengan RAN.
"Lebih dari itu akan dapat memberikan dampak positif lainnya di bidang pariwisata, karena mereka nantinya berkunjung ke beberapa destinasi wisata di kota ini," ujarnya.
YPO-WPO Amerika
Sebelumnya (13/5), sebanyak 20 peserta "Enjoying the Magnificifent Jawa Timur" yang dipimpin David Santoso mengunjungi Koarmatim, Ujung, Surabaya.
Peserta Enjoying The Magnificent Jawa Timur adalah anggota dari Young Presidents Organization (YPO) dan World Presidents Organization (WPO) yang merupakan sebuah organisasi nirlaba dan berpusat di Amerika Serikat.
YPO dan WPO Indonesia beranggotakan 134 pimpinan perusahaan yang memiliki peranan penting dalam perekonomian di Indonesia.
"Kunjungan mereka untuk mengenal lebih dalam tentang kepemimpinan bahari, mengembangkan cinta tanah air dan menanamkan rasa bangga pada TNI khususnya TNI AL," kata Kadispen Koarmatim Letkol Laut (KH) Maman Sulaeman.
Selama kunjungan di Koarmatim, rombongan mengunjungi beberapa KRI antara lain KRI Frans Kaisepo-368 dan KRI Dewarucci yang sedang sandar di dermaga Koarmatim. Rombongan juga berkunjung ke Fleet House Koarmatim.
Pada saat acara ramah tamah, rombongan diterima oleh Kepala Pusat Koperasi Angkatan Laut (Kapuskopal) Koarmatim Kolonel Laut (S) Subagyo yang mewakili Pangarmatim Laksamana Muda (Laksda) TNI Darwanto.
Dalam sambutan yang dibacakan oleh Kapuskopal Koarmatim, Pangarmatim mengatakan untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara Poros Maritim dunia dibutuhkan kepemimpinan Nasional dan pelaku usaha yang memiliki semangat bahari.
"Kepemimpinan bahari bukan hanya menyangkut pemanfaatan sumber daya laut, tetapi kepemimpinan yang termanifestasi dari budaya laut yang sarat akan kemandirian, keberanian, akurasi, kecepatan, bertindak, keprecayaan, kebersamaan dan keterbukaan," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016