Jakarta, (Antara) - Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (Pltsa) Benowo di Surabaya, Jawa Timur menunggu kontrak tambahan penjualan tenaga listrik dari PT PLN (Persero).
Menteri ESDM Sudirman Said dalam siaran pers di Jakarta, Selasa mengatakan, kesepakatan penjualan listrik tersebut diharapkan segera terealisasi.
"Pltsa Benowo bukan melulu entitas bisnis, tapi juga percontohan bagi kota-kota lain tentang bagaimana mengelola sampah. Tidak tercium bau, rapi, dan menghasilkan listrik," ujarnya.
Pada Senin (2/5), Sudirman didampingi Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meninjau Pltsa Benowo yang berlokasi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Romokalisari Benowo.
"Semua ikhtiar untuk memenuhi kebutuhan dan kemandirian energi harus digencarkan," kata Sudirman.
Risma, panggilan akrab Wali Kota Surabaya juga mengatakan, pltsa sudah siap dioperasikan dan tinggal menunggu kontrak dari PLN.
"Kami bangun ini tidak mudah, karena erat kaitannya dengan perubahan paradigma, 'mindset' orang," ucapnya.
Menurut dia, perubahan paradigma yang diperlukan antara lain tata kelola agar sampah tak bau, tidak berlendir, dan angkutan, lalu pelelangan, yang prosesnya cukup lama hingga empat tahun plus banyak komplain, dan harmonisasi regulasi yang cukup bertele-tele sampai satu tahun.
"Belum lagi hasil lelang, kami sering dikomplain. Sampai-sampai saya dilaporkan ke KPK. Tapi, saya jalani saja, karena saya tidak punya kepentingan di situ," imbuh Risma.
Untuk itu, Pemkot Surabaya membentuk tim khusus yang diketuai Joni Hermana, pakar teknik lingkungan, yang sekarang menjabat Rektor Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.
Pltsa Benowo mulai dioperasikan sejak 2001. Pada 2012, pengelolaan dikerjasamakan selama 20 tahun kepada PT Sumber Organik sesuai skema bangun guna serah (build operate transfer/BOT).
Sesuai skema itu, nantinya pengelolaan dan fasilitas Pltsa Benowo diserahkan ke pemkot setelah periode kontrak berakhir. Lingkup kerja sama meliputi pengelolaan TPA, pengembangan, dan perbaikan fasilitas.
Pltsa Benowo yang menempati lahan 37,4 hektare di Surabaya Barat mampu menampung 539.343 ton sampah pada 2015. Karakteristik sampahnya adalah 65 persen organik dan 35 persen anorganik. Saat ini, kapasitas Pltsa Benowo sebesar dua MW.
Sementara, 8,31 MW masih menunggu kontrak penjualan tenaga listrik (power purchase agreement/PPA) dari PLN.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
Menteri ESDM Sudirman Said dalam siaran pers di Jakarta, Selasa mengatakan, kesepakatan penjualan listrik tersebut diharapkan segera terealisasi.
"Pltsa Benowo bukan melulu entitas bisnis, tapi juga percontohan bagi kota-kota lain tentang bagaimana mengelola sampah. Tidak tercium bau, rapi, dan menghasilkan listrik," ujarnya.
Pada Senin (2/5), Sudirman didampingi Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meninjau Pltsa Benowo yang berlokasi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Romokalisari Benowo.
"Semua ikhtiar untuk memenuhi kebutuhan dan kemandirian energi harus digencarkan," kata Sudirman.
Risma, panggilan akrab Wali Kota Surabaya juga mengatakan, pltsa sudah siap dioperasikan dan tinggal menunggu kontrak dari PLN.
"Kami bangun ini tidak mudah, karena erat kaitannya dengan perubahan paradigma, 'mindset' orang," ucapnya.
Menurut dia, perubahan paradigma yang diperlukan antara lain tata kelola agar sampah tak bau, tidak berlendir, dan angkutan, lalu pelelangan, yang prosesnya cukup lama hingga empat tahun plus banyak komplain, dan harmonisasi regulasi yang cukup bertele-tele sampai satu tahun.
"Belum lagi hasil lelang, kami sering dikomplain. Sampai-sampai saya dilaporkan ke KPK. Tapi, saya jalani saja, karena saya tidak punya kepentingan di situ," imbuh Risma.
Untuk itu, Pemkot Surabaya membentuk tim khusus yang diketuai Joni Hermana, pakar teknik lingkungan, yang sekarang menjabat Rektor Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.
Pltsa Benowo mulai dioperasikan sejak 2001. Pada 2012, pengelolaan dikerjasamakan selama 20 tahun kepada PT Sumber Organik sesuai skema bangun guna serah (build operate transfer/BOT).
Sesuai skema itu, nantinya pengelolaan dan fasilitas Pltsa Benowo diserahkan ke pemkot setelah periode kontrak berakhir. Lingkup kerja sama meliputi pengelolaan TPA, pengembangan, dan perbaikan fasilitas.
Pltsa Benowo yang menempati lahan 37,4 hektare di Surabaya Barat mampu menampung 539.343 ton sampah pada 2015. Karakteristik sampahnya adalah 65 persen organik dan 35 persen anorganik. Saat ini, kapasitas Pltsa Benowo sebesar dua MW.
Sementara, 8,31 MW masih menunggu kontrak penjualan tenaga listrik (power purchase agreement/PPA) dari PLN.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016