Surabaya (Antara Jatim) - Komunitas Bibit Unggul Surabaya menyatakan ada sejumlah siswa di Kota Pahlawan yang menunggak SPP terancam dikeluarkan dari sekolah tempat mereka belajar.
    
"Ini benar-benar sebuah Balada Hardiknas. Disaat hardiknas diperingati, masih ada pihak yang menjadi korban bidang pendidikan," kata Koordinator Komunitas Bibit Unggul Achmad Hidayat kepada wartawan di Surabaya, Senin.
    
Data Bibit Unggul menyebut merinci lulusan sejak 2015 yang ijazahnya ditahan yakni David Prasdiansyah, warga Dukuh Karangan, lulusan SMP Al Fatah; Ady Sutrisno, warga Jalan Bogen Buntu, lulusan SMP UNESA 2; Dika Bayu Purwanto, warga Lebak Timur Asri, lulusan SMK Diponegoro; dan Endras Dewantoro, warga Lebak Asri Timur, lulusan SMK 45 Surabaya.
    
"Bukan ini saja realita dari dunia pendidikan di Surabaya bersamaan Hardiknas tahun ini. Ada siswa menunggak bayar SPP dan bahkan hingga diancam dikeluarkan dari sekolahan," katanya.
    
Ia mengatakan Rusdan Cholili dan As'adurridho adalah dua siswa yang belum bayar SPP selama beberapa bulan. Keduanya dari SMK Arif Rachman Hakim Jalan Tenggumung Wetan, Wonokusumo, Kecamatan Semampir. Keduanya beralamat di Jalan Kalilom Lor.
    
"Keterangan korban, awalnya sekolah bilang SPP gratis, tiba-tiba di akhir semester ada tunggakan dana. Jika tidak melunasi diancam dikeluarkan dari sekolah," kata Achmad Hidayat.
    
Masalah lain, kata Achmad Hidayat, siswa itu juga belum membayar biaya tour. "Banyak siswa dan wali murid lain mengeluh karena sekolah inkonsisten dengan program awal," katanya.
    
Kabid SMA/SMK Dindik Surabaya Sudarminto menegaskan, pihaknya sudah jauh hari mengimbau ke sekolah-sekolah untuk tidak menahan ijazah. "Sudah kami imbau itu. Kalau ada masalah keuangan, sekolah bisa koordinasi dengan dinas," kata Sudarminto.
    
Penuturan yang sama disampaikan Kepala Dindik Surabaya Ikhsan saat ditemui usai peluncuran program Kampunge Arek Suroboyo oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, di Graha Sawunggaling, Senin.
    
"Sekolahan mana? Sini datanya kirim ke saya. Itu tidak ada," kata Ikhsan. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016