Magetan (Antara Jatim) - Sejumlah siswa difabel atau berkebutuhan khusus di Kabupaten Magetan, Jawa Timur aksi cap telapak tangan sebagai ungkapan menolak diskrimasi pendidikan dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional tanggal 2 Mei.
Aksi cap telapak tangan dengan cat berwarna-warni tersebut dilakukan para siswa berkebutuhan khusus dengan didampingi pengajarnya.
Dengan instruksi khusus, para siswa tersebut mengikuti arahan yang diberikan pengajarnya untuk mencelupkan tangan mereka ke dalam larutan cat dan kemudian meletakkannya di atas kertas putih panjang yang telah disiapkan hingga membentuk cap-cap telapak tangan.
Salah satu pengajar siswa berkebutuah khusus, Dyah Fitria, Senin, mengatakan, selain sebagai wahana bermain siswa di luar kelas, aksi cap telapak tangan tersebut juga sebagai salah satu harapan agar tidak ada lagi diskriminasi baik dari masyarakat maupun pemerintah terhadap anak berkebutuhan khusus dan lembaga pendidikannya.
"Selama ini, anak berkebutuhan khusus selalu dianggap sebelah mata dan tidak mampu. Demikian juga, lembaga pendidikannya dan pengajarnya juga tidak terlalu diperhatikan. Dengan momentum Hardiknas ini, kami menyuarakan lewat cara kami, bahwa kami ada dan ingin menjadi bagian dari masyarakat," ujar Dyah.
Dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan menghadapi siswa berkebutuhan khusus. Menjadi tugas pemerintah untuk memberikan pendidikan yang layak karena hal itu juga menjadi hak para siswa tersbut.
Dyah menjelaskan, momentum Hardiknas tahun ini tidak hanya diisi dengan aksi cap telapak tangan. Namun juga kegiatan lain, seperti senam bersama dan bersih-bersih sekolah.
"Kegiatan tersebut sebagai bentuk sosialisasi pendidikan kepada semua pihak agar tidak ada diskriminasi bagi siswa difabel dan pengajarnya," kata dia.
Dengan kegiatan tersebut, diharapkan pemerintah ke depan lebih peduli dan meningkatkan perhatiannya terlebih kepada siswa berkebutuhan khusus, sehingga mereka bisa berprestasi seperti siswa pada umumnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016