Surabaya (Antara Jatim) - DPRD Kota Surabaya mendorong upaya penataan Pasar Keputran yang selama ini banyak dijadikan tempat hunian para pedagang, tanpa adanya aksi kekerasan yang dilakukan oleh aparat berwenang.
    
"Yang di bagian depan pasar masih banyak pedagang yang berjualan, memakai jalan umum untuk jualan, padahal di dalam masih banyak stan yang kosong. Kalau mereka sudah masuk semua tentunya akan lebih nyaman," kata Ketua DPRD Surabaya Arnmuji saat sidak bersama sejumlah anggota dewan ke Pasar Keputran, Rabu.
    
Dalam sidak tersebut, para wakil tersebut melakukan peninjauan langsung lokasi yang dibuat hunian para pedagang di lantai dua. Setidaknya ada 250 stan di sana yang disulap menjadi bilik-bilik dan dipakai untuk tinggal oleh para pedagang.
    
Dari data yang didapatkan, total ada 1.167 pedagang aktif di pasar itu, sedangkan kapasitas total pedagang di pasar tersebut adalah untuk 1.600 pedagang. Tidak hanya itu mereka juga berdialog langsung dengan para pedagang.
    
Armuji mengatakan kondisi pasar Keputran ini patut menuai keprihatinan karena sebagai pasar yang berlokasi stratgeis di tengah kota, pasar ini terbilang sangat kotor dan tidak nyaman.
    
"Yang di bagian depan pasar masih banyak pedagang yang berjualan, memakai jalan umumn untuk jualan, padahal di dalam masih banyak stan yang kosong. Kalau mereka sudah masuk semua tentunya akan lebih nyaman," kata Armuji.
    
Menurut Armuji, berdasarkan dialog yang dilakukan, para pedagang yang ada di dalam mengaku tidak terlalu laku dan sepi pembeli. Oleh sebab itu akhirnya stan-stan yang ada di ubah mereka menjadi hunian yang dipakai setiap hari untuk tidur dan beraktivitas rumah tangga.
    
Padahal dengan diubah menjadi hunian tersebut, lanjut dia, membuat pembeli jadi segan untuk masuk dan melakukan aktivitas jual beli. Hingga akhirnya pasar bagian dalam menjadi sepi. Jika hal itu berlanjut maka akan membuat pasar semakin sepi dan akhirnya pasarnya akan mati.
    
Ia mengaku sudah mendengar bahwa pada Kamis (21/4) menjadi batas terakhir yang diberikan pemkot untuk melakukan penertiban pada hunian di dalam pasar.
    
"Memang untuk mengembalikan pasar ini harus ditertibkan pedagang nakal yang menjadikan stan jadi rumah-rumah dadakan. Akan tetapi yang kami tekankan adalah jangan sampai pakai kekerasan. Bagiamanapun kami meminta penertiban bisa berjalan tertib tanpa adanya kerusuhan," katanya.
    
Tidak hanya itu, lanjut dia, pihaknya juga turut mendesak adanya langkah cepat dari pemkot khusus PD Pasar Surya untuk melakukan revitalisaasi pasar Keputran.
    
Sebab, kata dia, kondisi pasar Keputran ini menurut Armuji sudah dalam kondisi yang parah, khususnya sebagai pasar yang menjadi jujukan warga Surabaya dan juga luar kota untuk melakukan aktivitas jual beli, pasar ini masih jauh dari kata nyaman.
    
"Lihat saja, pasarnya kotor, becek, sampahnya dimana-mana. Kami mendorong pasar ini segera direvitalisasi. Lalu pedagang yang diluar dimasukkan semua ke dalam. Sudah tidak boleh lagi ada pedagang yang berjualan di luar, sangat mengganggu lalu lintas," katanya.
    
Ia juga mengingatkan agar pedagang di trotoar juga turut ditertibkan. Selain itu, dalam revitalisasi yang dilakukan, ia meminta PD Pasar juga membuatkan pengolaha limbah di pasar Keputran. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016