Situbondo (Antara Jatim) - Dinas Pertanian Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, mendata harga gabah di tingkat tengkulak di daerah itu lebih tinggi dari harga pembelian pemerintah atau HPP sehingga petani lebih memilih menjual ke tengkulak.

"HPP-nya Rp3.700 per kilogram, sedangkan harga di tengkulak yang kami terima informasinya saat ini lebih tinggi, yakni Rp4.000 hingga Rp4.200 atau lebih tinggi Rp500 per kilogramnya," ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Situbondo Agus Fauzi di Situbondo, Senin.

Ia mengemukakan akibat adanya perbandingan harga itu, selain ke tengkulak, petani juga memilih menjual hasil panennya kepada para pemilik penggilingan padi.

Menurut Agus, selain harga lebih tinggi, para tengkulak juga membeli gabah petani di lokasi, sehingga petani tidak perlu repot membawa hasil panennya ke tempat pembali, bahkan seminggu sebelum panen para tengkulak sudah membelinya terlebih dahulu.

"Kami diharapkan Badan Urusan Logistik atau (Bulog) Situbondo bisa seperti itu, dengan memetakan dimana saja petani panen raya. Selanjutnya Bulog membawa kendaraan sendiri dan membeli gabah langsung di sawah, karena cara tengkulak juga seperti itu," tuturnya.

Serapan gabah panen raya tahun ini, kata Agus, hingga 11 April masih tercatat baru empat persen atau baru terealisasi sekitar 8.960 ton gabah dari target serapan gabah 2016 sebanyak 22.400 ton.

"Panen raya kan diperkirakan sampai nanti pada akhir April dan Mei juga masih ada, Dinas Pertanian bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Kodim 0823 sebagai Ketua Serapan Gabah akan terus berkoordinasi dan akan melakukan jemput bola untuk pembelian gabah petani di lokasi," katanya. (*)

Pewarta: Masuki M. Astro

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016