Madiun (Antara Jatim) - Harga cengkih di sentra produksi Desa Padas, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, tergolong stabil tinggi yakni berkisar antara Rp110 ribu hingga Rp120 ribu per kilogram untuk cengkih kering. 

Kepala Desa Padas, Wasis, Selasa, di Madiun, mengatakan, kondisi tersebut membuat penduduk Desa Padas yang sebagian besar merupakan petani cengkih merasa senang.

"Dari jumlah 411 kepala keluarga (KK) yang ada di desanya, hampir semuanya memiliki tanaman cengkih. Cengkih tersebut sudah menjadi sumber ekonomi bagi warga kami, tak heran, kami senang jika harga cengkih stabil tinggi," ujar Wasis kepada wartawan. 

Menurut dia, selain tergiur karena keuntungan, banyaknya petani cengkih di desanya juga ditunjang faktor geografis dan struktur tanah di Desa Padas yang sesuai untuk menanam cengkih. 

Hasil berkebun cengkih dinilai lebih menjanjikan dibandingkan menanam padi. Untuk satu pohon cengkih berukuran besar dapat menghasilkan sekitar 16 kuintal cengkih basah. 

Untuk menjual cengkihnya, para petani cengkih di Desa Padas memilih menebasnya kepada pemborong. Jika dirata-rata, satu pohon cengkih berukuran sedang biasanya dihargai sekitar Rp1 juta oleh pemborong. 

Wasis menjelskan, di Desa Padas, tanaman cengkih dibudidayakan secara tumpangsari dengan tanaman lain. Di antaranya durian, manggis, rambutan, kakao, petai, dan lainnya. "Namun, yang paling banyak adalah tanaman cengkih," kata dia. 

Ada dua jenis tanaman cengkih yang dibudidayakan di Desa Padas. Yang pertama cengkih Zanzibar dan lainnya adalah jenis cengkih Cikotok. 

Selain perkebunan, juga ada pembibitan pohon cengkih. Namun masih dilakukan secara individu, bukan melalui kelompok tani. Satu bibit harganya bervariasi mulai dari Rp10 ribu sampai Rp60 ribu. Tergantung usia dan jenis tanaman.

Para petani cengkih berharap, agar harga komoditas cengkih tetap stabil dan tidak anjlok. Adapun, masa panen cengkih basanya terjadi sekitar bulan September. (*)
     
     

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016