Bojonegoro (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur, berencana membangun pintu pengendali banjir Bengawan Solo di Desa Pilanggede, Kecamatan Kanor, dengan anggaran Rp2,5 miliar dari APBD 2016, untuk mengamankan areal pertanian seluas 800 hektare.
     
"Rencana pembangunan pintu pengendali banjir di sungai Desa Pilanggede, masih dalam tahap perencanaan," Kata Sekretaris Dinas Pengairan Pemkab Bojonegoro Moch. Husin, di Bojonegoro, Kamis.
     
Oleh karena itu, ia mengaku belum bisa menyebutkan data teknis pintu pengendali banjir luapan Bengawan Solo di Desa Pilanggede. 
     
sesuai rencana, lanjut dia, pintu pengendali banjir di Desa Pilanggede, akan mampu mengamankan areal pertanian seluas 800 hektare di Desa Pilanggede, Kedungdowo, Sarirejo dan Lengkong, di Kecamatan Kanor.
     
"Selama ini kalau air Bengawan Solo meluap, maka areal persawahan di sejumlah desa itu akan terendam air banjir, meskipun sudah ada tanggul Bengawan Solo," ucapnya.
     
Dengan demikian, menurut dia, kalau ada pintu pengendali banjir, maka air luapan Bengawan Solo, yang akan masuk ke sungai di desa setempat, bisa ditahan dengan menutup pintu pengendali banjir.
     
"Begitu pula ketika masuk kemarau pintu ditutup untuk menahan agar air di sungai setempat tidak terbuang ke Bengawan Solo," jelas dia.
     
Bahkan, menurut dia, warga di sejumlah desa di Kecamatan Kanor, sudah sepakat akan membangun pompa air yang akan menyedot air dari Bengawan Solo, dimasukkan ke sungai setempat untuk mencukupi kebutuhan areal pertanian.
     
Ia juga menambahkan pemkab juga mengusulkan kepada Balai Besar Bengawan Solo di Jawa Tengah, untuk membangun pintu pengendali banjir di Kali Semar Mendem, Kali Inggas, di Kecamatan Baureno dan Kali Mekuris di Desa Piyak, Kecamatan Kanor.
     
"Balai Besar Bengawan Solo, akan mengkaji usulan yang kami sampaikan pada 2015," jelas dia.
     
Lebih lanjut ia menjelaskan fungsi pintu pengendali banjir di sejumlah sungai itu, sama dengan pintu pengendali banjir di Desa Pilanggede, Kecamatan Kanor, yang juga bisa untuk mengamankan areal pertanian.
     
"Idealnya pembangunan pintu pengendali banjir juga dilengkapi dengan meneruskan pembangunan tanggul Bengawan Solo, sepanjang 19 kilometer di Kecamatan Kanor, agar fungsi pintu pengendali banjir efektif," paparnya. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016