Toronto, (Antara/Thomson Reuters Foundation) - Perubahan iklim menggiring ikan laut ke kutub selatan dan utara, meninggalkan habitat di dekat negara miskin katulistiwa, yang selama ini memanfaatkannya sebagai sumber makanan, kata kajian pakar biologi Amerika Serikat, yang disiarkan pada Rabu.
Jenis ikan penting berpindah menjauh dari kawasan bersuhu panas menuju kutub ketika suhu bumi naik, kata tim peneliti gabungan dari Universitas Rutgers, Univeritas Princenton, Universitas Yale dan Universitas Negeri Arizona.
Pola perpindahan ikan sumber pangan pokok jutaan manusia diperkirakan semakin memperparah ketimpangan orang kaya dengan miskin, kata mereka.
Dunia lebih mapan cenderung berada di wilayah lebih dingin, yaitu di dekitar kutub.
"Sumber daya alam seperti ikan telah dihela oleh perubahan iklim, dan membawa perubahan pada pihak-pihak yang memperoleh akses terhadapnya," kata Malin Pinsky, salah seorang penulis kajian tersebut dan seorang biolog kelautan.
Kajian yang disiarkan pada jurnal "Nature Climate Change", Rabu menggunakan data pola migrasi ikan dengan formula matematika yang melacak pergerakan sumber daya alam dan perpindahan kekayaan tersebut.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
Jenis ikan penting berpindah menjauh dari kawasan bersuhu panas menuju kutub ketika suhu bumi naik, kata tim peneliti gabungan dari Universitas Rutgers, Univeritas Princenton, Universitas Yale dan Universitas Negeri Arizona.
Pola perpindahan ikan sumber pangan pokok jutaan manusia diperkirakan semakin memperparah ketimpangan orang kaya dengan miskin, kata mereka.
Dunia lebih mapan cenderung berada di wilayah lebih dingin, yaitu di dekitar kutub.
"Sumber daya alam seperti ikan telah dihela oleh perubahan iklim, dan membawa perubahan pada pihak-pihak yang memperoleh akses terhadapnya," kata Malin Pinsky, salah seorang penulis kajian tersebut dan seorang biolog kelautan.
Kajian yang disiarkan pada jurnal "Nature Climate Change", Rabu menggunakan data pola migrasi ikan dengan formula matematika yang melacak pergerakan sumber daya alam dan perpindahan kekayaan tersebut.(*)
Editor : Chandra Hamdani Noer
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016