Trenggalek (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur menyediakan ribuan alat kontraspesi dalam bentuk kondom ataupun IUD (intraurine device) spiral untuk memenuhi permintaan pasangan nikah (suami-istri) yang mengikuti program keluarga berencana (KB).
    
"Persediaan cukup banyak. Sisa tahun lalu (2015) saja mungkin masih cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga Mei atau Juni mendatang," kata Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Kabupaten Trenggalek, Ahmadi di Trenggalek, Rabu.
    
Ia mengatakan, sebagian besar alat kontrasepsi yang tersedia berada di gudang dengan ruang pendingin di Dinkes Trenggalek.
    
Sebagian lainnya, lanjut dia, tersebar di puskesmas-puskesmas untuk melayani permintaan di masing-masing wilayah.
    
"Semua masih tersimpan di gudang dengan suhu rendah untuk mengantisipasi kerusakan. Sedangkan untuk suntikan belum mendapat pasokan baru dari pusat," katanya.
    
Ahmadi merinci, jumlah alat kontrasepsi KB spiral atau IUD di ruang penyimpanan berpendingin milik Dinkes Trenggalek masih tersisa sebanyak 1.224 unit, kondom sebanyak 25.560 lusin, implant  atau susuk sebanyak 903 set, suntikan sebanyak 5.520 vial, dan pil KB sebanyak 32.176 strip.
    
Ia mengatakan, masih banyaknya persediaan bukannya tanpa sebab, salah satunya untuk menyeimbangkan antara jumlah permintaan yang terus meningkat dengan ketersediaan barang.
    
"Cadangan dipersiapkan untuk mengantisipasi membludaknya permintaan, maka persediaan juga harus dalam jumlah yang cukup," ujarnya.
    
Ahmadi menambahkan, selain suplai terus mengalir dari Dinkes Provinsi Jatim maupun dari pemerintah pusat, sisa persediaan alat kontrasepsi 2015 juga masih banyak.
    
"Dengan demikian permintaan pun masih bisa dipenuhi. Lebih dari cukup hingga pertengahan tahun nanti," ujarnya.
    
Sementara untuk tren penggunaan alat kontrasepsi, menurut Ahmadi pilihan mayoritas pasangan nikah  adalah penggunaan implant atau susuk.
    
Kata Ahmadi, tingginya permintaan implant tersebut bahkan menggeser dominasi IUD yang sejak lama bertengger di urutan pertama dalam hal penggunaan alat kontrasepsi.
    
Alasannya, lanjut dia, penggunaan susuk lebih lama dibanding yang lain.
    
"Bukan berarti yang lain tidak bermanfaat. Semua tetap berperan mencegah kehamilan," ujarnya.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016