Surabaya (Antara Jatim) - Ikatan Keluarga Madura menilai penurunan tarif Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) bagi kendaraan roda empat atau lebih akan mampu mengundang minat pebisnis untuk mengembangkan usahanya di Pulau Madura, khususnya pengembang perumahan.

"Kami yakin tidak lama lagi para pebisnis datang ke Madura dan mengembangkan usahanya di sana," ujar Ketua Ikama Jatim Buchori Imron kepada wartawan di Surabaya, Jumat.

Menurut dia, turunnya tarif Jembatan Suramadu menjadi 50 persen dari tarif normal membuat arus lalu lintas kendaraan semakin mudah karena biaya angkut dan transportasi otomatis berkurang.

"Contoh paling kecil, kendaraan pengangkut atau truk-truk tidak berpikir dua kali keluar masuk Suramadu. Meski masih bayar, tapi paling tidak sudah tidak seperti dulu," ucap pria yang juga Ketua DPC PPP Surabaya tersebut.

Sebagaimana dihasilkan dalam rapat terbatas dengan Presiden yang dihadiri Soekarwo, Wali Kota Surabaya terpilih Tri Rismaharini dan sejumlah Menteri Kabinet Kerja terkait di Istana Negara Jakarta, Rabu (3/2), diputuskan penurunan tarif Suramadu sebesar 50 persen.

Saat ini, tarif melintas Jembatan Suramadu untuk jenis kendaraan golongan I (sedan, jip, pick up/truk kecil dan bus) senilai Rp30 ribu, kendaraan golongan II (truk dengan dua gandar) Rp45 ribu, kendaraan golongan III (truk tiga gandar) Rp60 ribu, dan golongan IV (truk empat gandar) Rp75 ribu.

Setelah diberlakukan nantinya maka tarif untuk jenis kendaraan golongan I (sedan, jip, pick up/truk kecil dan bus) senilai Rp15 ribu, kendaraan golongan II (truk dengan dua gandar) Rp22.500, kendaraan golongan III (truk tiga gandar) Rp30 ribu, dan golongan IV (truk empat gandar) Rp37.500.

Mewakili masyarakat Madura, ia berterima kasih kepada Presiden RI Joko Widodo beserta Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan Wali Kota Surabaya terpilih Tri Rismaharini yang turut membantu memperjuangkan penurunan tarif Suramadu.

"Motor sudah gratis, kemudian mobil berkurang 50 persen. Ke depan kami berharap seluruh jenis kendaraan tak mengeluarkan biaya sepersen pun," kata pengusaha asal Madura tersebut.

Sementara itu, anggota DPRD Jatim asal daerah pemilihan Madura, Muhammad Bin Muafi Zaini menilai kebijakan tersebut diyakini belum sepenuhnya mampu mengurai persoalan pembangunan di Madura, khususnya peningkatan daya saing dengan daerah lain.

Meski mengapresiasi, legislator asal Partai Golkar itu berharap akses Suramadu bisa bersambung dengan tol tengah kota serta Pelabuhan Tanjung Perak.

"Selama ini aksesnya masih terbatas dan jalurnya sangat padat, terutama dari Suramadu ke Pelabuhan. Ini yang harus dipikirkan agar pengembangan insfrastruktur menjadi lebih baik," kata Gus Mamak, sapaan akrabnya.

Ia juga berharap, Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS) aktif membantu mengembangkan wilayah utara Madura agar lebih merata sehingga daya saing meningkat. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016