Surabaya (Antara Jatim) - Sekitar 80 warga Kota Surabaya eks Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang ditampung sementara di Asrama Transito Surabaya pada Senin sore mulai dipulangkan ke keluarganya.
    
Penjabat Wali Kota Surabaya Nurwiyatno mengatakan berdasarkan data yang dimiliki warga yang asli Surabaya ada 208 orang yang berhasil dibawa dari Kalimantan.
    
"Tapi dari data itu kita masih terus melakukan kros cek dengan dinas kependudukan. Sebab banyak ternyata yang mengaku orang Surabaya tapi ternyata tidak punya rumah di Surabaya," kata Penjabat Wali Kota Surabaya Nurwiyatno saat meninjau warga eks Gafatar di Asrama Transito.
    
Namun demikian, lanjut dia, ada sebanyak 80 jiwa dari 15 KK yang KTP asli Surabaya yang sudah setuju dan siap untuk dipulangkan. Bukan hanya dikembalikan ke keluarganya, tapi pemkot juga akan memberikan jaminan permakanan pada eks Gafatar yang sudah kembali rumahnya masing-masing.
    
Ia mengatakan Pemkot memberikan jatah permakanan berupa makan tiga kali sehari dan juga paket sembako. Tidak hanya itu, warga eks gafatar ini juga diberikan paket sandang (pakaian) berupa baju, pakaian dalam, pempers dan juga pembalut.  
    
"Dalam upaya pemulangan warga eks Gafatar ini, pemkot akan terus melakukan pengawalan dan juga pembinaan," ujarnya.
    
Saat ditanya, mengapa tidak semua dipulangkan, Nur mengatakan untuk pengembalian ke keluarga ini harus dilakuan secara bertahap. Sebab ada warga yang sudah jelas alamat jelasnya dan asli warag Surabaya namun ternyata memang menyatakan belum siap untuk dikembalikan ke daerah asalnya.
    
Warga yang semacam ini akan masih disilahkan untuk tinggal dan diprioritaskan untuk warga yang memang sudah siap untuk balik ke kampungnya masing-masing.
    
"Untuk siapa saja yang dipulngkan ini tersebar, kami antarkan langsung ke rumahnya. Begitu juga dengan paket jatah makanan dan sembakonya, langsung kita antarkan ke rumah masing-masing," ujarnya.
    
Nilai setiap jatah makan eks Gafatar ini sebesar Rp13 ribu.  Selain itu, bagi warga yang tidak memiliki tempat tinggal maupun warga yang mengaku-ngaku asli Surabaya kini sedang disiapkan rusun di Romokalisasi sebagai tempat tinggal mereka begitu keluar dari asrama transito ini.
    
Pemindahan ke rusun tersebut sembari menunggu pemkot mencarikan solusi bagi mereka, untuk akan dibagaimanakan. Sebab pemkot pun tidak bisa menjamin akan terus memberikan bantuan berupa permakanan, bahkan untuk bantuan modal pun pemkot tidak bisa memberikan. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016