Kediri (Antara Jatim) - Masyarakat di Kota Kediri, Jawa Timur, diimbau untuk aktif berpartisipasi ikut menjaga lingkungan dengan menggalakkan kebersihan untuk mencegah penyakit demam berdarah yang ditularkan nyamuk Aedes aegypti.
     
"Kami imbau masyarakat untuk ikut menjaga lingkungan, dengan 3M (menutup, menguras, mengubur) benda-benda yang bisa menampung air. Ini demi mencegah berkembangnya nyamuk Aedes aegypti," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkot Kediri Apip Permana di Kediri, Sabtu.
     
Ia mengatakan, sesuai dengan laporan yang masuk jumlah penderita demam berdarah di Kota Kediri pada Januari 2016 ini mencapai 23 orang. Mereka dirawat di rumah sakit yang ada di Kediri.
     
Walaupun jumlah itu relatif sedikit, mengingat dari siklus, biasanya jumlah penderita demam berdarah pada Januari ada peningkatan banyak, Apip mengatakan pemerintah kota tetap berupaya menekan seminimal mungkin warga sakit terkena demam berdarah.
     
Selain itu, pemerintah kota juga menggalakkan kader juru pemantau jentik atau jumantik, yang bertugas ikut memantau kebersihan di daerah mereka, dengan melihat langsung berbagai tempat penampungan air bersih, dan memastikan bersih dari jentik nyamuk.

Jentik nyamuk penyebab sakit demam berdarah ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang sedang dengan air bersih. Mereka dengan cepat berkembang jika ada bak penampung dengan air bersih.
     
Pemerintah pun juga sudah menyiapkan program untuk pengasapan atau foging jika diperlukan. Kegiatan itu baru dilakukan jika ada laporan warga positif terkena demam berdarah. Namun, foging dinilai kurang maksimal sebab hanya membunuh nyamuk dewasa. 
     
Untuk itu, ia pun berharap, partisipasi dari warga di Kota Kediri untuk menerapkan lingkungan yang sehat dan bersih. Ia pun berharap, tidak ada warga Kota Kediri yang meninggal akibat penyakit demam berdarah itu.

Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gambiran Kota Kediri Fauzan Adima mengatakan jumlah pasien demam berdarah yang terdata di rumah sakit selama Januari 2016 ini ada enam pasien. 
     
"Pasien itu rata-rata anak-anak. Di Januari ada enam pasien, dan di bulan Desember 2015 hampir sama, dalam sebulan antara 3-10 pasien," ujarnya.
     
Ia mengatakan, dari berbagai evaluasi medis, penyakit demam berdarah mempunyai siklus lima tahunan. Biasanya, serangan yang paling banyak di Desember-Januari. Namun, untuk saat ini, jumlah pasien tidak terlalu banyak.
     
"Walaupun ada sikus lima tahunan, jumlah pasien tidak terlalu banyak. Yang jelas, penyakit ini tetap diwaspadai," ujarnya. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Akhmad Munir


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016