Kediri, (Antara) - Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar masih menunggu kepastian data tentang mantan kelompok masyarakat yang menamakan diri Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Kota Kediri, sehingga secepatnya bisa membuat kebijakan, menyusul dengan dipulangkannya mereka dari Kalimantan.

"Sampai saat ini belum ada tembusan pasti. Nanti jika ada, kami akan diskusikan dengan Kapolres dengan forpimda lainnya," katanya di Kediri, Jumat.

Ia menuturkan pemkot nantinya berencana membuat beragam kebijakan jika ada warga Kota Kediri yang diketahui ikut ke Kalimantan, dan dipulangkan dengan rombongan ke Jatim.

Ia pun juga sudah meminta instansi terkait untuk melakukan pengawasan bagi kelompok masyarakat ini di Kediri. Selain pengawasan, ia juga meminta agar instansinya melakukan pengecekan langsung warga Kota Kediri yang sebelumnya ikut ke Kalimantan, bergabung dengan kelompok Gafatar.

"Kami akan cek dan awasi. Yang jelas, saat ini masih menunggu kepastian," ujarnya.

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Kediri, mengindikasikan pengikut kelompok masyarakat yang menamakan diri Gafatar, juga ada di Kediri.

Sesuai dengan data yang ada di Bakesbangpol Kota Kediri, jumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) serta organisasi masyarakat yang terdata lebih dari 300, sementara untuk yayasan juga lebih dari 300.

Ia pun menegaskan jika lembaga itu terdaftar, pastinya akan ada data yang masuk ke Bakesbangpol Kota Kediri, tapi sampai saat ini belum ada laporan yang masuk terkait dengan keberadaan kelompok masyarakat Gafatar tersebut.

Saat ini, proses pemulangan mantan anggota Gafatar sedang berlangsung, menggunakan tiga Kapal Republik Indonesia. Mereka dipulangkan lewat jalur laut ke daerahnya masing-masing.

Pemulangan mantan pengikut Gafatar itu dilakukan pada Kamis (21/1) siang dari Kalimantan Barat menuju Semarang dan diperkirakan akan tiba di Semarang pada Jumat (22/1). Di Jatim, ada sebanyak 193 orang diketahui ikut dalam pemulangan itu.

Sebelumnya, sebuah permukiman yang disebut didiami oleh warga mantan pengikut Gafatar di Desa Moton Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat dibakar massa pada Selasa (19/1) petang sekitar pukul 15.20 waktu setempat.

Kampung itu dihuni ratusan orang dari berbagai daerah di Indonesia. Di daerah itu, pengikut Gafatar diketahui disediakan memiliki lahan sekitar 5.000 hektare yang akan dikelola anggotanya sebagai lahan pertanian.(*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016