Surabaya (Antara Jatim) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan melakukan kajian atas menyusutnya lahan pertanian di Kota Pahlawan sekitar 75 hektare setiap tahun.
    
Kepala Dinas Pertanian Justamadji, di Surabaya, Senin, mengatakan, mengakui lahan pertanian di Surabaya terus menyusut, bahkan dalam empat tahun terakhir ini terjadi penyusutan hingga 300 hektare.
    
"Sekarang ini areal pertanian tinggal 1.400 hektare. Setiap tahun terjadi  penyusutan  75 hektare. Jika tidak dipertahankan, maka  15 hingga 20 tahun ke depan, bakal habis," katanya.
    
Menurut dia, sebagian lahan yang masih tersisa sekarang ini sudah dikuasai pengembang. Berhubung belum dibangun oleh pengembang, kata dia, maka lahan pertanian tersebut masih bisa dimanfaatkan warga sekitar untuk ditanami berbagai tanaman, dari padi hingga holtikutura.
    
Apalagi, kata dia,  kondisi di lapangan, saluran irigasi teknis sudah tidak ada. Kebanyakan sawah yang tersebar di sebagian Surabaya Timur, Surabaya Barat dan Selatan kebanyakan adalah tadah hujan.
    
Untuk mempertahankan luasan yang masih tersisa, lanjut dia, pihaknya sedang melakukan pengkajian. Tujuannya jika dimungkinkan ada payung hukum  untuk mempertahankan areal pertanian di tengah gencarnya pembangunan pemukiman dan sentra niaga yang terus menggerus luasaan lahan pertanian.
    
"Sayangnya dalam RTRW 2014, dikatakan areal pertanian pangan berkelanjutan adalah nol. Makanya kami akan koordinasi dengan Bappeko untuk bisa mencari celah agar nantinya dibuatkan raperda agar areal pertanian yang masih tersisa itu bisa dipertahankan," katanya.
    
Meski dengan luasan yang tak seberapa, ia menambahkan musim tanam 2016 ini, pihaknya mematok 1.900 hektare. Artinya, petani bisa menanam lahan pertaniannya ada yang  satu kali hingga 3 kali pertanian. Sedangkan produksi padi sebanyak 9.000 ton pertahun.
    
"Jika melihat dari jumlah produksi, tentu tidak seimbang dengan jumlah penduduk Surabaya yang mencapai  hampir 3 juta. Makanya beras banyak dipasok dari luar daerah," katanya. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016