Blitar (Antara Jatim) - Aparat Kepolisian Resor Blitar, Jawa Timur, menelusuri kepergian sejumlah warga Kabupaten Blitar, yang diketahui meninggalkan rumah dan diduga ikut bergabung dalam kelompok masyarakat yang menamakan diri Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
     
"Kami deteksi dini dan melibatkan satuan intel untuk pendataan. Kami juga terus melakukan pemantauan serta perekembangannya," kata Kepala Polres Blitar AKBP Slamet Waluya di Blitar, Jumat.
     
Ia mengaku, sampai saat ini masih memastikan anggota keluarga yang pergi meninggalkan rumah. Mereka diduga pergi ke Kalimantan, ikut bergabung dengan anggota Gafatar lainnya.
     
"Ada yang sudah ada berangkat ke Kalimantan, namun kami masih dalami dan proses pemantauan masih berjalan," ujarnya.
    
Sejumlah keluarga di Kabupaten Blitar diketahui meninggalkan rumah. Seperti yang dilaporkan oleh Hadi Purwanto (42), warga Desa Sumberejo, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar.
     
Ia melaporkan adanya keluarga yang meninggalkan rumah, yaitu Nanang Prasetyo (32) seorang apoteker, istrinya Ana Fida Findali (31) serta anak mereka yang masih berusia balita. Mereka diketahui meninggalkan rumah sejak 22 November 2015 dengan tujuan ke Pontianak, Kalimantan Barat. 
     
Keluarga mengaku kaget, sebab mereka bersama-sama meninggalkan rumah dan pergi ke Kalimantan Barat. Padahal, secara pekerjaan mereka mendapatkan posisi yang bagus, dimana istri Nanang juga seorang dosen di sebuah kampus kebidanan.
      
Keluarga melaporkan jika Nanang juga sebagai Ketua Gafatar Blitar, sehingga keluarga menduga mereka pergi ke Kalimantan Barat, dan bergabung dengan anggota Gafatar lainnya di daerah tersebut.
     
Selain keluarga Nanang, diketahui juga terdapat sejumlah anggota keluarga lain yang juga akan pergi ke Kalimantan Barat. Setidaknya, ada sekitar lima  keluarga dengan jumlah belasan orang yang diduga pergi ke daerah tersebut.
     
Kelompok masyarakat Gafatar saat ini tengah menjadi sorotan, setelah adanya kabar menghilangnya sejumlah orang, termasuk dokter Rica serta anaknya yang hilang pada 30 Desember 2015. 
     
Polisi akhirnya menemukan dokter Rica Tri Handayani dan anak balitanya di Kalimantan Tengah, Pangkalan Bun, pada Senin (11/1). Walaupun masih menyelidiki latar belakang kasus ini, temuan sementara kepolisian menyebutkan Rica adalah 'bekas aktivis Gafatar'. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016