Surabaya (Antara Jatim) - Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) mengakui Erri Indra merupakan mahasiswa Prodi Elektronika setempat yang "menghilang" sejak Agustus 2015, namun faktor penyebabnya tidak diketahui.
     
"Tapi, kami tidak tahu kemana, karena dia sudah lama tidak masuk, lalu kami surati orang tuanya," kata Staf Public Relation Bidang III/Kemahasiswaan PENS Andri Suryandari di sela kunjungan ke LKBN Antara Surabaya, Selasa.
     
Ketika mendampingi 20-an mahasiswa PENS dari UKM Jurnalistik untuk mengenal Kantor Berita Antara dari dekat itu, ia mengemukakan hal itu terkait kemungkinan mahasiswa PENS itu bergabung dengan ajaran sesat "Gafatar" (Gerakan Fajar Nusantara).
     
Menurut Andri, pihaknya justru tahu Erri "menghilang" dari pihak orang tua yang meminta agar anaknya dianggap cuti saja, sehingga pihaknya tidak tahu alasan cuti yang sebenarnya.
     
"Orang tuanya justru menaruh curiga terhadap anaknya sejak SMA saat ikut les untuk masuk perguruan tinggi dan ternyata kecurigaan mereka terbukti saat Erri sudah semester 3 yang tiba-tiba menghilang," katanya.
     
Andri mengatakan Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan PENS Dr Indra Adji Sulistijono ST M.Eng sudah memberi izin cuti, karena hal itu menjadi hak Erri untuk cuti selama maksimal setahun.
     
"Jadi, Erri terhitung cuti sejak Agustus 2015 hingga 2016. Kalau sampai Agustus 2016 belum aktif ke kampus juga, maka kami akan memberikan keputusan sesuai peraturan," katanya.

Secara terpisah, Kapolda Jatim Irjen Pol Anton Setiadji mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada terkait dengan paham radikal, khususnya "Gafatar".
     
"Deteksi itu penyelidikan, tapi (hasilnya) belum bisa disampaikan seperti apa," ujarnya di sela Sertijab Wakapolda Jatim di Gedung Mahemeru Polda Jatim. (*)

Pewarta: Edy M Yakub

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016