Mengunjungi Kota Madiun yang terletak di sebelah barat Provinsi Jawa Timur, langsung terlintas di benak kita adalah kuliner khasnya, yakni sambal pecel dan nasi pecel yang telah menjadi ikon kota setempat.

Namun, tentu saja Kota Madiun tidak hanya sebatas sambal pecel dan nasi pecel. Banyak potensi lainnya yang dapat dilihat lebih dalam bahwa sebenarnya Kota Madiun sangat cantik. Hal itu tidak hanya diukur dari ikon kuliner khasnya saja, namun juga budaya dan kerajinan dari masyarakatnya.

Tangan Wulan dan Ida dengan sigap melipat serta mengepak lembaran kain batik dengan motif pecelan itu ke dalam plastik. Setelah diwadahi plastik, disisipkan ke dalamnya di setiap kemasan, secarik kertas yang berisikan informasi tentang batik pecelan dan tata cara penyimpanan kain batik yang baik. Dan pesanan batikpun siap dikirim.

"Ada pesanan sekitar 50 lembar batik pecelan dari daerah Nganjuk. Ini sedang dikemas untuk segera kirim," ujar Ida selaku pekerja di galeri dan sanggar Batik Murni Jalan Halmahera, Kelurahan Oro-Oro Ombo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun.

Meski baru berdiri pada tahun 2010, galeri dan sanggar Batik Murni yang dikelola oleh Sri Murniati telah mendapat tempat di hati para pecinta batik. Hal itu, yang membuat usaha batiknya berkembang pesat dan telah dijual ke berbagai kota di luar Madiun.

Memiliki enam karyawan dan melibatkan sekitar 15 pembatik, Sri Murniati terus memproduksi batik tulis dan cap di galeri dan sanggarnya. Adapun, batik khas Madiun yang diproduksinya adalah Pecelan, Seger Arum, Madumongso, dan Keris Tundung Madiun. 

Motif-motif tersebut merupakan cerminan dari hal-hal yang merupakan ikon atau ciri khas dari Kota Madiun. Seperti motif pecelan yang merupakan cerminan kreasi sambal pecel dan nasi pecel makanan khas Madiun.

Kemudian motif seger arum merupakan cerminan kreasi dari jeruk nambangan yang dulu pernah menjadi produk asli Madiun namun kini telah hilang karena tidak ada lagi yang menanam buah tersebut karena keterbatasan lahan.

Sedangkan arum, terinspirasi dari keris Tundung Madiun yang merupakan senjata sakti milik pendiri Kadipaten Madun. Pada keris tersebut selalu dililit bunga melati yang dironce dan menyebarkan bau harum. 

Motif madumongso merupakan cerminan kreasi dari jajanan khas Madiun dan keris tundung Madiun merupakan senjata Retno Dumilah yang merupakan tokoh pendiri Kadipaten Madiun pada masa Kerajaan Mataram dulu. 

"Dalam sebulan, rata-rata bisa memproduksi 60 lembar batik tulis. Produksinya melibatkan 15-an pembatik ibu rumah tangga dari kelurahan setempat. Untuk harga berkisar antara puluhan ribu hingga jutaan rupiah per lembar tergantung jenis dan warna batik," papar Ida.

Selain memproduksi batik, sanggar Batik Murni juga melayani kursus batik. Biasanya, peserta yang ingin belajar membatik adalah siswa sekolah, ibu-ibu PKK, dan lainnya.

Lain batik, lain pula dengan kerupuk puli atau lempeng Madiun. Lempeng Madiun terkenal dengan rasanya yang gurih dan renyah. Hal ini karena lempeng Madiun dibuat dengan bumbu khusus. Makanan kerupuk ini memang biasa disajikan bareng dengan nasi pecel. Keduanya telah dikenal sebagai kuliner asli wilayah Madiun. 

Sentra pembuatan lempeng Madiun terdapat di Jalan Gajah Mada, Kelurahan Manguharjo, Kecamatan Manguharjo. Di jalan tersebut terdapat tujuh industri rumah tangga yang masih bertahan memproduksi lempeng. Rata-rata, usaha ini merupakan usaha keluarga yang telah digeluti sejak puluhan tahun.

Salah satunya adalah Mbah Kadeni. Perempuan berusia lebih dari 60 tahun itu masih setia dengan pembuatan lempeng. Rasa lempengnya yang super enak, selain dijual di wilayah Madiun dan sekitarnya, juga telah merambah hingga Surabaya, Jakarta, Yogyakarta, dan sejumlah kota besar lainnya.

"Sering ada pesanan dari Surabaya ataupun Jakarta. Lempeng tersebut ada yang dijual lagi ataupun dikonsumsi sendiri. Produksinya mencapai 50 hingga 100 kilogram per hari ," ujar Ibu Kadeni.

Penjualan lempeng ini semakin tinggi saat hari raya Idul Fitri ataupun liburan sekolah. Kebanyakan lempeng tersebut dibawa ke luar kota setelah berlibur di Kota Madiun. 

Tidak sulit mencari lempeng di Kota Madiun. Karena semua toko pusat oleh-oleh atau jajanan khas Madiun selalu menjualnya dengan harga terjangkau. 

Sementara, berkunjung ke Kota Madiun, ada yang kurang jika belum menyantap nasi pecel Madiun. Kelezatan makanan tersebut terdapat pada sambal pecelnya yang beda jika dibandingkan dengan sambal pecel di daerah lainnya.

"Kenikmatan sambal pecel Madiun terdapat pada campuran semua bahan baku sambal pecel yang dipadu dengan daun jeruk purut," ujar pengelola industri pembuatan sambal pecel Jeruk Purut di Jalan Delima, Kota Madiun, Ibu Istiana.

Dalam sebulan, pihaknya mampu memproduksi hingga 2 ton sambal pecel untuk dijual ke toko pusat oleh-oleh ataupun pesanan pembeli yang datang langsung ke tempatnya.

Jumlah pegawai yang dilibatkan mencapai 25 orang dan akan bertambah saat memenuhi pesanan musiman, seperti waktu Hari Raya Idul Fitri, liburan sekolah, Natal, dan Tahun Baru.

Batik Murni Madiun, lempeng Madiun, dan sambal pecel Madiun, merupakan sejumlah dari banyak industri kecil dan menengah (IKM) yang menjadi produk unggulan di Kota Madiun.

Keberadaannya terus dikagumi dan dilestarikan untuk menjadi ikon Kota Madiun yang berkontribusi signifikan dalam roda perekonomian daerah setempat.

IKM yang mandiri
Minim dari segi sumber daya alam, sektor jasa, UMKM, dan perdagangan pun dipilih pemerintah daerah setempat untuk diberdayakan guna meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakatnya.

Pemerintah Kota Madiun serius dan terus mengembangkan potensi produk unggulan yang ada di wilayahnya untuk menjadi IKM yang mandiri, kreatif, dan mampu bersaing di era MEA yang akan segera berlangsung.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Pariwisata (Disperindagkoppar) Kota Madiun, Sudandi mengatakan, produk unggulan IKM Kota Madiun yang dikembangkan antara lain, pengolahan sambal pecel, madumongso, kerupuk puli atau biasa disebut lempeng Madiun, pengolahan kayu jati, dan batik Madiun.

Disperindagkoppar Kota Madiun pun siap memajukan dan meningkatkan kemampuan para pelaku industri kecil tersebut dengan memfasilitasi promosi dan pameran sehingga mampu menembus pasar domestik dan internasional.

"Pengembangan dilakukan dengan terus memberikan pembinaan, promosi, dan pelatihan secara berkala," tutur Sudandi.

Data Disperindagkoppar Kota Madiun mencatat, terdapat sekitar 41 IKM pengolahan sambal pecel yang masih eksis di Kota Madiun. Mereka rata-rata memproduksi 50 kilogram hingga 2 ton sambal pecel setiap bulannya dengan jumlah karyawan sekitar 150 orang.

"Jumlah produksi tersebut bisa meningkat jika ada pesanan dan momentum lebaran. Jumlah karyawan juga bertambah jika orderan sedang ramai," kata dia.

Untuk industri pengolahan kayu jati, terdapat sekitar 12 IKM dengan omzet penjualan berkisar antara Rp10 juta hingga Rp60 juta per bulan dengan melibatkan sebanyak 130 karyawan.

Sedangkan untuk produk unggulan madumongso terdapat lima IKM, lempeng Madiun tujuh IKM, dan batik Madiun tujuh IKM.

Sementara, jika secara total, Disperindagkoppar mencatat, jumlah UMKM di Kota Madiun yang didalamnya juga termasuk IKM, saat ini mencapai sekitar 22.851 unit.

"Dari jumlah tersebut, 60 persen di antaranya merupakan UMKM yang bergerak di bidang perdagangan makanan olahan," imbuh Kepala Bidang UMKM dan Koperasi Diserindagkoppar Kota Madiun, Maryanto.

Dari jumlah puluhan ribu UMKM tersebut, dapat menyerap sekitar 8.000 tenaga kerja dengan nilai produksi mencapai Rp65 miliar per tahunnya.

Data Badan Pusat Statistik Kota Madiun menunjukkan, terdapat tiga sektor utama pemberi kontribusi terbesar pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Madiun tahun 2014. Yakni sektor perdagangan besar dan ecera; industri pengolahan; serta informasi dan komunikasi.

Sektor atau kategori perdagangan besar dan eceran memberikan kontribusi sebesar 24,93 persen, kategori industri pengolahan sebesar 15,97 persen, serta kategori informasi dan komunikasi sebesar 13,73 persen.

Untuk itu, Pemkot Madiun terus berupaya meningkatkan pengelolaan bidang UMKM yang ada di wilayahnya agar menjadi prodk unggulan, berkembang, dan menghasilkan omzet yang tinggi. Sebab, UMKM memiliki andil yang besar untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan daerah setempat. (*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015