Probolinggo (Antara Jatim) - Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, mengembangkan budi daya udang skala mini dengan menggunakan empang plastik (busmetik) di lahan yang sempit.
Kepala Bidang Budi daya Perikanan Diskanla Kabupaten Probolinggo, Hari Pur Sulistiono, Selasa, mengatakan metode busmetik merupakan salah satu metode baru yang dikembangkan untuk meningkatkan produktivitas dengan memanfaatkan lahan yang kecil.
"Teknologi busmetik diharapkan bisa dikembangkan di masyarakat dan sementara ini kami ingin melihat dulu hasil yang dikembangkan di Desa Sidopekso, Kecamatan Kraksaan," tuturnya.
Menurutnya, pihak Diskanla akan melakukan pengembangan dan membuat percontohan di tempat lain pada tahun 2016.
"Mudah-mudahan banyak warga yang tertarik untuk melakukan budi daya udang dengan teknik busmetik karena hal itu merupakan solusi budidaya udang di lahan sempit," paparnya.
Budi daya dengan menggunakan metode busmetik itu diterapkan di lahan milik Busri di Desa Sidopekso, Kecamatan Kraksaan dengan tiga kolam kecil yang digunakan untuk budi daya udang dengan ukuran 800 meter persegi, 750 meter persegi, dan 700 meter persegi.
"Dari tiga petak kolam kecil tersebut, baru petak kedua dan ketiga yang sudah panen. Dari 73 ribu ekor yang ditebar di petak kedua, hasil panennya mencapai 5 kuintal. Sedangkan dari tebaran 60 ribu ekor di petak ketiga, hasilnya mencapai 5 kuintal," paparnya.
Awalnya, Busri bekerja sebagai petani biasa, namun ia termotivasi melakukan budi daya dengan metode busmetik setelah melihat langsung penerapan metode itu di Kabupaten Pamekasan, Madura.
"Kebetulan saya memang ingin melakukan budi daya udang vaname tapi terkendala dengan lahan, tetapi setelah melihat penerapan busmetik di Madura, akhirnya saya mencoba sewa lahan kecil dekat rumah. Alhamdulillah, hasilnya juga sangat bagus," katanya.
Menurutnya, modal awal yang dikeluarkan mencapai Rp100 juta yang digunakan untuk pembuatan lahan, pemasangan dua kincir, membeli terpal dan gardu PLN, namun dari panen awal di petak dua dan tiga, ia mengaku sudah mendapatkan hasil sebesar Rp55 juta.
"Investasi awal memang mahal karena masih harus merawat lahan dan sarana prasarana yang lain. Apalagi lahan yang saya gunakan awalnya adalah tambak garam. Rencananya ke depan saya ingin membangun lagi 6 kolam kecil ukuran 40 meter x 40 meter," katanya.
Ia mengaku masih mengalami kendala dalam menangani penyakit dalam budi daya udang karena biasanya udang terkena penyakit sebelum umur dua bulan dan ia mencoba mencari solusi dengan berkomunikasi dengan Diskanla Kabupaten Probolinggo untuk menangani masalah penyakit itu.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015