Kediri (Antara Jatim) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, mengadakan peragaan busana bertajuk "Dhoho Street Fashion" 2015 dengan memanfaatkan kain tenun ikat, yang merupakan salah satu kain produk unggulan di kota ini.
     
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Kediri Ferry Silviana Feronica mengemukakan acara peragaan busana ini terinspirasi dari berbagai peragaan busana di luar negeri. Mereka bukan hanya memanfaatkan gedung untuk peragaan busana, melainkan juga di luar gedung. 
     
"Saya rasa 'fashion street' ini sudah lazim dilakukan. Peragaan busana di dalam gedung itu kurang bisa dinikmati masyarakat luas," ujar istri Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar ini kepada wartawan, Minggu.
     
Ia mengatakan kegiatan peragaan busana ini sengaja digelar guna lebih mengenalkan produk kain tenun ikat. Kain ini adalah satu produk andalan Kota Kediri dan dibuat para perajin Kediri. Cara membuatnya juga tradisional menggunakan alat tradisinal dan menggunakan tangan bukan mesin. 
     
"Dengan acara semacam ini saya berharap para pembuat batik dan tenun ikat Kota Kediri bisa mengikuti perkembagan fashion terbaru. Acara semacam ini bisa menjadi kalender kegiatan di Kota Kediri," harap Bunda Fey, sapaan akrabnya.
     
Sementara itu, Wali Kota Kediri yang juga hadir dalam acara itu mengapresiasi peragaan busana yang digelar di jalan. Terlebih lagi, peragaan busana itu juga melibatkan para desainer lokal Kediri dan Surabaya. 
     
Ia juga mengatakan dengan diundangnya desainer dari luar Kediri, berperan aktif untuk saling berbagi ilmu pengetahuan. Mereka bisa saling mendesain baju dengan bahan utama dari tenun ikat yang merupakan produk khas Kediri. 
     
Ia berharap, dengan adanya peragaan busana ini semakin menambah referensi model baju. Ia juga berharap pada para desainer agar kain tenun ikat dari Kediri ini juga ditampilkan dalam berbagai produk busana mereka, sehingga kain ini juga terangkat nantinya.
     
"Saya melihat banyak desainer dan para seniman yang melihat karya besar dari desainer lokal maupun dari Surabaya. Saya berharap, para perajin pun bisa belajar dari situ, salah satunya model kekinian, dan ini merupakan modal bagi para pembuat batik serta tenun ikat di Kota Kediri, agar nantinya mereka bisa bersaing di kancah nasional," katanya. 
     
Ia juga meminta, para perajin lebih kreatif dengan mengaplikasikan berbagai motif baru serta berani di warna. Dengan itu, model tenun ikat mereka juga bisa lebih menarik, sehingga lebih disukai calon pembeli. 
     
"Harus ada motif - motif yang aplikatif, jadi ketika digunakan lebih mudah di aplikasikan," ujar Mas Abu, sapaan akrabnya.
     
Peragaan busana "Dhoho Street Fashion" ini digelar di Jalan Doho Kediri, bersamaan dengan acara "car free day". Kegiatan tersebut diikuti lima desainer asal Kediri serta Surabaya. Acara itu melibatkan 10 orang model. Mereka menampilkan sekitar 25 karya baju dari para desainer tersebut, dengan perpaduan dari kain tenun ikat, produk Khas Kediri.       
Acara itu menjadi tontonan menarik bagi warga yang kebetulan mengikuti kegiatan "car free day" tersebut. Namun, mereka tidak dapat mendekat, sebab panitia memberi patas pengaman, sehingga peragaan busana bisa berjalan dengan lancar, dan model pun bisa berjalan dengan leluasa. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015