Surabaya (Antara Jatim) - Siswa SMAN 21 Surabaya melukis berbagai mural dan ilustrasi di kain putih sepanjang 100 meter sebagai wujud gerakan anti narkoba serta kebijakan sekolah untuk menerapkan mata pelajaran yang terintegrasi dengan anti narkoba.
"Spanduk 100 meter yang dilukis ini merupakan komitmen semua warga sekolah, termasuk undangan dan masyarakat yang akan menandatangani spanduk, kemudian dibentangkan di halaman sekolah sebagai wujud gerakan anti narkoba," kata Kepala SMAN 21 Surabaya, Yatno Yuwono di Surabaya, Jumat.
Ia mengatakan, meskipun masih dalam tahap mengedukasi, pihaknya telah bekerja sama dengan puskesmas setempat untuk pengontrolan pemeriksaan darah dan urin setiap tiga bulan sekali, jika ada siswa yang dicurigai maka Badan Narkotika Nasional (BNN) akan menjemput dan membicarakan dengan orang tua.
"Kami sudah bekerja sama dengan puskesmas terdekat untuk melakukan pengontrolan tes darah dan urin agar dipastikan jika sekolah kami terbebas dari pengguna narkoba. Selama kami melakukan empat kali tes, kami tidak ada yang terindikasi narkoba,” paparnya.
Menurut dia, guru sudah diminta menyisipkan materi anti narkoba dalam pelajaran yang tertulis dari 20 guru, sedangkan guru yang lainnya masih mencari penyempurnaan materi, seperti penerapannya dalam pelajaran matematika.
Dalam kesempatan yang sama, setiap siswa menggambarkan beragam karyany, mulai dari ilustrasi narkoba, anak sekolah hingga doodle art atau suatu gaya menggambar dengan cara mencoret dan terlihat abstract.
"Kali ini saya menggambar doodle dengan wajah monster dan sejumlah kata peringatan terhadap narkoba, karena temanya anti narkoba, namun kami bebas memilih bentuk gambar yang mau kami gunakan,” tutur siswa kelas XII SMAN 12 Surabaya, Rosita Agustina Sirait (17).
Kepala Seksi Kurikulum Pendidikan Menengah dan Kejuruan Dinas Pendidikan (Disdik) Surabaya, Eka Ananda menjelaskan lomba anti narkoba ini merupakan bentuk komitmen sekolah dalam menjalankan gerakan anti narkoba,yang dapat dilihat dari adanya mata pelajaran yang sudah diintegrasikan dengan kurikulum anti anti narkoba.
“Kami sangat mendukung lomba ini karena keprihatinan kami atas hasil survei BNN yang menunjukkan Jatim masuk zona merah penggunaan narkoba. Saya harap pendidikan seperti ini bisa dilanjutkan dan ditiru sekolah lainnya,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Pengendalian Masyarakat BNN Jatim, Destina Kawanti menjelaskan kegiatan kunjungan ke sekolah ini bukan hanya akhir lomba, namun menunjukkan peranan guru dan siswa sendiri untuk anti narkoba.
Lebih lajut dia mengungkapkan, sekolah yang berkomitmen menggalakkan anti narkoba sudah melakukan beragam aksi, kemudian mengirimkan data aksi nyata mereka ke BNN. Sekolah yang mengirimkan ini mulai tingkat SMP hingga SMA, baik dibawah Dinas Pendidikan ataupun Kemenag.
“Kalau untuk tingkat SMA, sekolah unggulannya itu dari SMKN 1 Pasirian di Lumajang, SMAN 5 Malang, SMAN 1 Wates, MAN 3 Kediri, dan SMAN 21 Surabaya,” tandasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015