Blitar (Antara Jatim) - Tingkat partisipasi pemilih dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) di
Kabupaten Blitar, Jawa Timur, rendah yang dimungkinkan karena warga
bekerja dan memilih liburan.
Dari pantauan di TPS 3, Desa Sumberdiren, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Rabu, diketahui jumlah daftar pemilih adalah 337 orang. Dari jumlah itu yang menggunakan hak pilihnya 194 pemilih.
Ketua PPS di TPS 3, Ardiyanto mengatakan tidak semua warga menggunakan hak pilihnya. Dimungkinkan mereka bekerja di luar kota, sehingga enggan pulang untuk memberikan hak suaranya.
"Mereka bekerja di luar kota dan tidak pulang, sehingga tidak semua warga memilih. Padahal, kami juga telah melakukan sosialisasi pilkada ini," ujarnya di Blitar.
Dalam pilkada di TPS 3, jumlah suara sah diketahui sampai 184, sementara suara tidak sah ada 10. Seluruh surat suara itu dikumpulkan dan ditempatkan sesuai dengan sampulnya.
"Nanti setelah semua selesai, seluruh logistik kami kirimkan ke PPS (panitia pemungutan suara)," ujarnya.
Hal senada juga terlihat TPS 1, Desa Pojok, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar. Dari 307 pemilih yang terdata, hanya 193 pemilih yang menggunakan hak suaranya.
"Suara setuju ada 137, tidak setuju ada 52, tidak sah ada empat, jadi secara total ada 193 suara," KPPS di TPS 1 Dwi Setyo Sumarno.
Ia pun tidak mengetahui dengan persis, mengapa warga enggan datang memberikan hak suaranya. Dimungkinkan warga mempunyai kesibukan lain, misalnya bekerja atau pun keperluan lainnya.
Sementara itu, di lokasi wisata kuliner "kampung coklat" di Kecamatan Ngadiliwih, justru dipadati ribuan warga. Mereka bahkan memilih jalan-jalan dibandingkan dengan memberikan hak pilihnya.
Padahal, di dekat lokasi tersebut juga digunakan sebagai TPS. Warga yang memberikan hak pilihnya diberi oleh-oleh berupa olahan cokelat, pun warga yang bisa menunjukkan jari yang ada tintanya sebagai pertanda menggunakan hak pilih juga diberi oleh-oleh berupa olahan cokelat.
Walaupun tidak mendapatkan oleh-oleh, warga pun tetap antusias memadati lokasi wisata kuliner itu, baik remaja atau pun orang dewasa, dengan jumlah mencapai ribuan orang.
"Saya liburan dengan teman-teman, tadi tidak mencoblos," kata Dian, warga Kabupaten Blitar.
Kabupaten Blitar adalah satu dari tiga daerah dengan calon tunggal dalam pilkada. Dua daerah lainnya adalah Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Timor Tengah Utara di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pilkada di Kabupaten Blitar diikuti 964.928 pemilih yang tersebar di seluruh kecamatan. Dalam pilkada ini, KPU juga menargetkan partisipasi pemilih mencapai 75 persen, lebih tinggi dari target partisipasi dalam pemilu sebelumnya yang hanya 72 persen.
KPU Kabupaten Blitar hanya menerima satu pendaftar, yaitu calon Bupati-Wakil Bupati yaitu Rijanto (pejabat kini wakil bupati Blitar) - Marhaenis. Keduanya didukung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerindra. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
Dari pantauan di TPS 3, Desa Sumberdiren, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Rabu, diketahui jumlah daftar pemilih adalah 337 orang. Dari jumlah itu yang menggunakan hak pilihnya 194 pemilih.
Ketua PPS di TPS 3, Ardiyanto mengatakan tidak semua warga menggunakan hak pilihnya. Dimungkinkan mereka bekerja di luar kota, sehingga enggan pulang untuk memberikan hak suaranya.
"Mereka bekerja di luar kota dan tidak pulang, sehingga tidak semua warga memilih. Padahal, kami juga telah melakukan sosialisasi pilkada ini," ujarnya di Blitar.
Dalam pilkada di TPS 3, jumlah suara sah diketahui sampai 184, sementara suara tidak sah ada 10. Seluruh surat suara itu dikumpulkan dan ditempatkan sesuai dengan sampulnya.
"Nanti setelah semua selesai, seluruh logistik kami kirimkan ke PPS (panitia pemungutan suara)," ujarnya.
Hal senada juga terlihat TPS 1, Desa Pojok, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar. Dari 307 pemilih yang terdata, hanya 193 pemilih yang menggunakan hak suaranya.
"Suara setuju ada 137, tidak setuju ada 52, tidak sah ada empat, jadi secara total ada 193 suara," KPPS di TPS 1 Dwi Setyo Sumarno.
Ia pun tidak mengetahui dengan persis, mengapa warga enggan datang memberikan hak suaranya. Dimungkinkan warga mempunyai kesibukan lain, misalnya bekerja atau pun keperluan lainnya.
Sementara itu, di lokasi wisata kuliner "kampung coklat" di Kecamatan Ngadiliwih, justru dipadati ribuan warga. Mereka bahkan memilih jalan-jalan dibandingkan dengan memberikan hak pilihnya.
Padahal, di dekat lokasi tersebut juga digunakan sebagai TPS. Warga yang memberikan hak pilihnya diberi oleh-oleh berupa olahan cokelat, pun warga yang bisa menunjukkan jari yang ada tintanya sebagai pertanda menggunakan hak pilih juga diberi oleh-oleh berupa olahan cokelat.
Walaupun tidak mendapatkan oleh-oleh, warga pun tetap antusias memadati lokasi wisata kuliner itu, baik remaja atau pun orang dewasa, dengan jumlah mencapai ribuan orang.
"Saya liburan dengan teman-teman, tadi tidak mencoblos," kata Dian, warga Kabupaten Blitar.
Kabupaten Blitar adalah satu dari tiga daerah dengan calon tunggal dalam pilkada. Dua daerah lainnya adalah Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Timor Tengah Utara di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pilkada di Kabupaten Blitar diikuti 964.928 pemilih yang tersebar di seluruh kecamatan. Dalam pilkada ini, KPU juga menargetkan partisipasi pemilih mencapai 75 persen, lebih tinggi dari target partisipasi dalam pemilu sebelumnya yang hanya 72 persen.
KPU Kabupaten Blitar hanya menerima satu pendaftar, yaitu calon Bupati-Wakil Bupati yaitu Rijanto (pejabat kini wakil bupati Blitar) - Marhaenis. Keduanya didukung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerindra. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015