Malang (Antara Jatim) - Pemerintah Kota Malang dan Bank Pembangunan Jerman mematangkan tindak lanjut kerja sama dalam pengelolaan limbah sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Supiturang menjadi berbagai produk, termasuk energi alternatif.

"Kerja sama untuk pengelolaan limbah sampah di TPA Supiturang ini merupakan hal yang cukup krusial dan tidak bisa ditawar lagi. Meski dana pengelolaan limbah sampah di TPA itu nanti dari Bank Pembangunan Jerman, Pemkot Malang tetap akan menganggarkan dana pendamping sebagai wujud komitmen dan kesungguhan pemkot," kata Wali Kota Malang, Jawa Timur Moch Anton di Malang, Senin.

Ia mengatakan dana pendampingan tersebut diperkirakan sekitar Agustus 2016, namun berapa nominalnya masih belum dibicarakan secara detail. "Yang pasti dana pendampingan itu ada," ujarnya.

Anton mengemukakan Pemkot Malang dan Bank Pembangunan Jerman sepakat mengawal langkah progresif menuju langkah teknis yang bakal dilakukan sebagai tahap awal, yakni pembahasan analisa dampak lingkingan (Amdal), pengerjaan konstruksi bangunan, dan pendampingan kelembagaan.

Oleh karena itu, lanjutnya, langkah korespondensi dan administrasi akan terus dimantapkan. "Beberapa hari lalu kami sudah bertemu dan memantapkan tindak lanjut kerja sama ini dengan tim Leader Fichtner dari Jerman, Dr Ghassan Obid yang didampingi Frank Bichel (Fichtcer) serta tim konsultan, Mr Udo Lange, Syukrul Amin serta Cecep Amiruddin (AHT konsultan) di Jakarta.

Dalam pertemuan itu, kata Anton, Ghassan Obid menginformasikan bahwa untuk pengerjaan konstruksi dan fisik, nilai investasinya sekitar 9 juta Euro atau sekitar Rp150 miliar. "Itu hanya untuk investasi konstruksi, sedangkan dalam proyek ini juga ada program peningkatan kapasitas kelembagaan yang juga didanai melalui Bank Pembangunan Jerman," katanya.

Selain Kota Malang, ada tiga kota lainnya yang menjadi kota/kabupaten yang dipilih Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen-PU) untuk merealisasikan kerja sama bidang pengolahan limbah sampah dengan Jerman tersebut, yakni Kabupaten Jombang, Jambi dan Kabupaten Sidoarjo.

Sasaran proyek pengolahan sampah tersebut di antaranya pengembangan sanitasi landfield, instalasi pemilahan sampah, instalasi pengomposan serta peningkatan kapasitas kelembagaan.

Pada awal Juli 2015, Tim Fichtner yang diwakili Fabio Vancini, melakukan kunjungan untuk melihat perkembangan atas kondisi kekinian di TPA Supiturang, baik dari sisi amdal, infrastruktur, ketersediaan lahan dan status hukum atas aset sebagai bahan untuk penyusunan DED.

Dana yang dianggarkan secara keseluruhan untuk kerja sama pengelolaan TPA Supiturang tersebut diperkirakan mencapai Rp300 miliar.

Penjajakan kerja sama dengan Bank Pembangunan Jerman untuk mengelola limbah sampah di TPA Supiturang tersebut sudah dilakukan sekitar lima tahun silam, namun pada saat itu Jerman mensyaratkan luas lahan TPA minimal 25 hektare, sementara saat itu luas lahan TPA kurang dari 20 hektare.

Selain luas lahan TPA, pihak Jerman juga mensyaratkan volume sampah yang diolah di TPA Supiturang juga harus lebih dari 600 ton per hari. Saat ini volume sampah domestik (rumah tangga) maupun industri yang dibuang di TPA Supiturang mencapai sekitar 620 ton per hari.(*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015