Surabaya (Antara Jatim) - Debat terakhir yang diikuti pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya Rasiyo-Lucy (Diusung Partai Demokrat dan PAN) dan Risma-Whisnu (PDIP) lebih banyak saling mengkritisi kebijakan antara di Pemkot Surabaya dan Pemprov Jatim.
    
Debat Publik Pilkada 2015 yang terakhir yang digelar KPU Surabaya di DBL Arena Jalan A Yani 88, Jumat malam merupakan debat ketiga bagi pasangan calon (paslon) yang bakal bertarung pada 9 Desember mendatang. Debat kali ini mengambil tema Pembangunan dan Penyelesaian Persoalan Daerah serta Penyelarasan Pembangunan Daerah dan Provinsi serta Nasional.
    
Ketua KPU Surabaya Robiyan Arifin mengatakan ini debat terakhir dan 12 hari lagi adalah penentuan siapa yang menjadi pemimpin Surabaya. "Angka 12 terdiri dari angka 1 atau 2. Jadi salah satu pasangan ini yang nantinya akan menjadi pemimpin Surabaya," ujar Robiyan.
    
Pada debat terakhir, pasangan calon (paslon) nomor 1 Rasiyo-Lucy, memaparkan visi misinya yakni menyinggung pemberian anggaran yang akan dikucurkan ke setiap RW sebesar Rp500 juta per tahun.  Selain itu juga mendengungkan pembangunan Surabaya dari kawasan pinggiran.
    
"Kami ingin meningkatkan kesejahteraan warga Surabaya dari sisi ekonomi. Selain itu juga meningkatkan reformasi birokrasi dan pembangunan berbasis kerakyatan," ujar Rasiyo.
    
Sedangkan pasangan calon nomor 2 Risma-Whisnu, menyatakan bahwa Surabaya sudah mengalami kemajuan yang pesat. Terjadi pertumbuhan perekonomian yang tinggi.
    
"Kami menjaga kemajuan Surabaya agar tetap bisa dinikmati oleh masyarakat. Kita telah mendapatkan penghargaan sebagai kota yang berintegritas dari KPK," kata Tri Rismaharini.
    
Ketika pembawa Sandrina Malakiano bertanya tentang apa persoalan yang krusial di Surabaya? Kedua pasangan calon memberikan jawaban yang berbeda. Pasangan calon yang diusung PDIP menyatakan prioritasnya yakni adalah peningkatan SDM. Tidak hanya memiliki multi talenta, namun juga memiliki mental yang sehat dan mental yang kuat.
    
"Ke depan SDM warga Surabaya  tidak hanya berprestasi disini, tapi di dunia. Kami berikan bea siswa dan beri ruang untuk yang talentanya kurang," kata mantan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ini.
    
Sedangkan Rasiyo menjelaskan pihaknya akan  mengatasi orang miskin dan rakyat kecil yang dinomorduakan serta tidak mendapatkan  perhatian Pemkot.
    
"Kami akan berikan anggaran ke  masing-masing RW, rakyat diajak membangun. Akan kita bentuk koperasi wanita di tiap RW dan memberi peran kepada kaum wanita," kata mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprov Jatim ini.
    
Ia menilai rakyat masih dipandang sebelah mata dimana  anggaran  dikelola oleh penguasa. Untuk itu, lanjut dia, jika terpilih nanti pihaknya akan menurunkan anggaran ke bawah.
    
"Kalau rakyat diperlakukan seperti itu maka rakyat akan memiliki tanggung jawab terhadap kelancaran pembangunan tersebut," ujarnya.
    
Sedangkan saat menjawab pertanyaan yang menyagkut sikap dan apa tindakan yang diambil terkait Perda yang dianggap tidak singkron dengan pusat? Whisnu Sakti dengan tegas menyatakan bila itu tidak sesuai pihaknya akan konsultasi dengan polisi dan jaksa serta BPKP.
    
"Kalau  tidak sesuai maka kami akan konsultasi dengan Pemprov dan Pusat, jangan sampai ada persoalan hukum. Insyaallah tahun depan warga miskin bisa menikmati beras gratis," ujarnya.
    
Adapun dalam sesi saling bertanya, pasangan calon nomor 1 bertanya terkait kerja sama pengelolaan sampah antara pemkot dan swasta, disinyalir  ada kegagalan dalam kerjasama dengan PT Sumber Organik (SO).
    
"Kemarin kita dapat Adipura Kencana yang pengelolaan sampahnya benar. Saat ini TPA Surabaya sudah bisa menjual listrik ke PLN. Kami sudah dapat legal opinion dari kejaksaan terkait PT SO. Ini bukti bahwa apa yang kami lakukan sudah benar," jawab Risma.
    
Selain itu, Risma juga menjawab pertanyaan terkait Surat Ijo. Pihaknya mengaku setiap tahun berjuang dan  sudah tahu solusinya. "Insyaallah periode depan kami akan lakukan pembebasan biaya surat ijo tanpa membebani warga," tutur Risma.
    
Kemudian giliran Risma bertanya berapa rupiah dana yang dikucurkan dari provinsi untuk proyek box culvert di Banyu Urip. Terkait hal itu, sayangnya Rasiyo tidak bisa menjawab pertanyaan yang dilontarkan Risma.
    
"Anggaran yang dikucurkan untuk beberapa proyek sebesar Rp1,6 Triliun," jawab Rasiyo tanpa merinci berapa dana untuk box culvert.
 
Sehubungan dengan jawaban itu, Whisnu menegaskan dirinya kecewa karena pertanyaan yang diajukan tidak dijawab oleh pasangan calon nomor 1. "Pertanyaan yang kami ajukan khan berapa anggaran untuk Banyu Urip, tapi tidak dijawab," kata Whisnu Sakti.
    
Acara sesi saling bertanya berakhir, kedua pasangan calon membuat statemen penutup sebelum acara berakhir. Setelah itu moderator mempersilahkan kedua pasangan calon saling bergandengan tangan sebagai bukti Pilkada Surabaya terselenggaran secara aman. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015