Surabaya (Antara Jatim) - Calon Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memperingati hari ulang tahunnya yang ke-54 bersama warga di Kampung Cuncum, Kelurahan Embong Kaliasin, Kecamatan, Genteng, Surabaya, Jumat.
"Ini bentuk terima kasih warga, karena selama ini Bu Risma telah peduli pada kami," ucap salah seorang warga setempat Vivi saat bertemu dengan Risma.
Vivi mengaku memberikan kejutan berupa kue ulang tahun kepada Risma saat blusukan ke Kampung Cuncum. Hal ini sudah dipersiapkan jauh-jauh hari saat ada rencana Risma hendak blusukan ke kampung tersebut.
Dia mengaku, perayaan ulang tahun sekaligus pertemuan dengan calon wali kota yang diusung PDIP ini dibiayai warga sendiri dan dibantu para relawan pasangan calon wali kota-wakil wali kota Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana. Warga rela bergotong royong dan mendukung pasangan nomor urut dua ini di Pilkada Surabaya 2015.
"Bu Risma selama mengemban amanah sebagai wali kota, sudah terbukti menjalankan tugasnya dengan baik, serta tulus dan ikhlas," jelas Vivi
Sementara itu, Tri Rismaharini tidak menyangka bakal mendapat kejutan tersebut. Dia memiliki pengalaman tak terlupakan dengan Kampung Kaliasin yang dikenal dengan sebutan Kampung Cuncum itu karena sebagian warganya adalah pembuat kue cuncum.
"Sebenarnya sudah lama warga Kampung Cuncum minta saya datang ke sini. Tapi sungguh, saya tidak mengira tiba-tiba ada acara ini (kejutan ultah)," ujar Risma.
Dia mengatakan kebanggaannya dengan kemajuan yang terjadi di Kampung Cuncum. Saat pertama kali berkunjung di tahun 2010 yang saat itu juga menjelang Pilkada Surabaya, kondisi Kampung Cuncum memprihatinkan.
Selain banyak rumah warga yang kurang layak, suasana kampung juga terlihat kumuh. Padahal, letaknya berada di pusat kota Surabaya. "Saat itu saya sempat berfikir, apa saya bisa membantu mengangkat kesejahteraan warga kampung ini," katanya.
Untuk membangkitkan perekonomian warga, Risma yang kala itu menjabat Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota berupaya mencarikan akses bahan baku dan pemasaran bagi warga Embong Kaliasin yang sebagian besar berwirausaha membuat Kue Cuncum.
"Saya akseskan ke produsen telur, kemudian kita hubungkan ke pasarnya," kata Risma.
Setelah mendapatkan sejumlah akses tersebut, bisnis Kue Cuncum terus mengalami peningkatan. Jajanan tradisional yang semula harganya berkisar Rp750 per biji, sekarang naik menjadi Rp1.500 per biji.
Risma berharap warga Embong Kaliasin yang berwirausaha Kue Cuncum dan jajanan lainnya terus meningkatkan kualitasnya agar bisa bersaing dengan produsen lainnya.
"Untuk rasa, perform kue harus terus ditingkatkan, karena nantinya persaingannya bukan hanya di daerah sekitar sini saja. Tapi dengan orang luar," ajak perempuan yang pernah menyabet predikat wali kota terbaik ke-3 dunia itu.
Risma menambahkan, keberadaan kampung kue di Kota Pahlawan tidak hanya di Kaliasin, namun juga di beberapa kawasan lainnya, seperti di Keputran dan Rungkut. Menurutnya, pemberdayaan masyarakat dengan cara membuat program Satu Kampung Satu Produk ini telah lama dilaksanakan.
Orientasinya, selain untuk memenuhi kebutuhan di wilayah sekitar, juga meningkatkan perekonomian keluarga. "Bukan hanya kuliner. Satu kampung satu produk itu bisa usaha lain. Seperti batik celup," katanya.
Dia berharap dalam menghadapi pasar bebas seperti masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) mendatang, warga Surabaya mendapatkan akses dari kemajuan yang ada. Untuk itu, dirinya terus mendorong kualitas SDM dan kesejahteraan masyarakat kota.
Risma khawatir jika warga tak mampu berkiprah pada era persaingan bebas nanti, akan menjadi penonton di kotanya sendiri. "Jika mereka tak mendapatkan akses, nggak ada gunanya pembangunan," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Ini bentuk terima kasih warga, karena selama ini Bu Risma telah peduli pada kami," ucap salah seorang warga setempat Vivi saat bertemu dengan Risma.
Vivi mengaku memberikan kejutan berupa kue ulang tahun kepada Risma saat blusukan ke Kampung Cuncum. Hal ini sudah dipersiapkan jauh-jauh hari saat ada rencana Risma hendak blusukan ke kampung tersebut.
Dia mengaku, perayaan ulang tahun sekaligus pertemuan dengan calon wali kota yang diusung PDIP ini dibiayai warga sendiri dan dibantu para relawan pasangan calon wali kota-wakil wali kota Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana. Warga rela bergotong royong dan mendukung pasangan nomor urut dua ini di Pilkada Surabaya 2015.
"Bu Risma selama mengemban amanah sebagai wali kota, sudah terbukti menjalankan tugasnya dengan baik, serta tulus dan ikhlas," jelas Vivi
Sementara itu, Tri Rismaharini tidak menyangka bakal mendapat kejutan tersebut. Dia memiliki pengalaman tak terlupakan dengan Kampung Kaliasin yang dikenal dengan sebutan Kampung Cuncum itu karena sebagian warganya adalah pembuat kue cuncum.
"Sebenarnya sudah lama warga Kampung Cuncum minta saya datang ke sini. Tapi sungguh, saya tidak mengira tiba-tiba ada acara ini (kejutan ultah)," ujar Risma.
Dia mengatakan kebanggaannya dengan kemajuan yang terjadi di Kampung Cuncum. Saat pertama kali berkunjung di tahun 2010 yang saat itu juga menjelang Pilkada Surabaya, kondisi Kampung Cuncum memprihatinkan.
Selain banyak rumah warga yang kurang layak, suasana kampung juga terlihat kumuh. Padahal, letaknya berada di pusat kota Surabaya. "Saat itu saya sempat berfikir, apa saya bisa membantu mengangkat kesejahteraan warga kampung ini," katanya.
Untuk membangkitkan perekonomian warga, Risma yang kala itu menjabat Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota berupaya mencarikan akses bahan baku dan pemasaran bagi warga Embong Kaliasin yang sebagian besar berwirausaha membuat Kue Cuncum.
"Saya akseskan ke produsen telur, kemudian kita hubungkan ke pasarnya," kata Risma.
Setelah mendapatkan sejumlah akses tersebut, bisnis Kue Cuncum terus mengalami peningkatan. Jajanan tradisional yang semula harganya berkisar Rp750 per biji, sekarang naik menjadi Rp1.500 per biji.
Risma berharap warga Embong Kaliasin yang berwirausaha Kue Cuncum dan jajanan lainnya terus meningkatkan kualitasnya agar bisa bersaing dengan produsen lainnya.
"Untuk rasa, perform kue harus terus ditingkatkan, karena nantinya persaingannya bukan hanya di daerah sekitar sini saja. Tapi dengan orang luar," ajak perempuan yang pernah menyabet predikat wali kota terbaik ke-3 dunia itu.
Risma menambahkan, keberadaan kampung kue di Kota Pahlawan tidak hanya di Kaliasin, namun juga di beberapa kawasan lainnya, seperti di Keputran dan Rungkut. Menurutnya, pemberdayaan masyarakat dengan cara membuat program Satu Kampung Satu Produk ini telah lama dilaksanakan.
Orientasinya, selain untuk memenuhi kebutuhan di wilayah sekitar, juga meningkatkan perekonomian keluarga. "Bukan hanya kuliner. Satu kampung satu produk itu bisa usaha lain. Seperti batik celup," katanya.
Dia berharap dalam menghadapi pasar bebas seperti masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) mendatang, warga Surabaya mendapatkan akses dari kemajuan yang ada. Untuk itu, dirinya terus mendorong kualitas SDM dan kesejahteraan masyarakat kota.
Risma khawatir jika warga tak mampu berkiprah pada era persaingan bebas nanti, akan menjadi penonton di kotanya sendiri. "Jika mereka tak mendapatkan akses, nggak ada gunanya pembangunan," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015