Bojonegoro (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mulai siaga menghadapi ancaman banjir luapan Bengawan Solo dan banjir bandang yang bisa datang sewaktu-waktu di musim hujan.
     
"Kesiapsiagaan menghadapi datangnya ancaman banjir mulai kami lakukan dengan menyediakan berbagai kebutuhan," kata Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bojonegoro Sukirno, di Bojonegoro, Kamis.
     
Selain itu, lanjut dia, personel yang menangani bencana banjir juga sudah disiagakan, selain di Posko Induk BPBD, juga di Posko BPBD Kecamatan Padangan dan Baureno.
     
"Di dua posko BPBD kecamatan juga kami lengkapi masing-masing satu perahu karet, karena lokasi posko berada di kawasan banjir luapan Bengawan Solo," ucapnya, menegaskan.
     
Menurut dia, kalau banjir yang melanda daerahnya besar, maka penanganannya akan melibatkan berbagai instansi terkait, seperti TNI dan kepolisian resor (polres).
     
"Kalau banjirnya besar maka BPBD akan membuka posko bersama," ucapnya.
     
Lebih lanjut ia menjelaskan berbagai kebutuhan yang sudah dipersiapkan, selain sejumlah perahu karet sebagai sarana evakuasi korban banjir, juga sembako, antara lain beras, 12 ton selimut 1.722 lembar, kasur 377 lembar, juga berbagai keperluan lainnya.
     
Selain itu, BPBD jugaa masih memiliki persediaan 38.350 karung, yang dipersiapkan untuk mengatasi tanggul yang jebol diterjang banjir. Bahkan, juga tersedia sebanyak 200 kantung mayat.
     
"Tapi kalau makanan siap saji stoknya kosong," ucap Kasi Sarana dan Logistik BPBD MZ. Budi Mulyono, menambahkan.
     
Namun, menurut Sukirno, sembako yang ada, antara lain, beras juga yang lainnya, belum didistribusikan ke titik-titik yang biasa menjadi lokasi para pengungsi banjir Bengawan Solo, di sejumlah kecamatan.
     
“Beras yang tersedia itu untuk korban bencana tidak hanya banjir, tapi juga korban angin kencang, kebakaran dan tewas tenggelam,” jelas dia.
     
Data di BPBD, di daerahnya yang rawan dilanda luapan banjir Bengawan Solo, tercatat sebanyak 146 desa yang tersebar di 16 kecamatan, antara lain, Kecamatan Kalitidu, Trucuk, Dander, Kota dan Kanor.
     
Selain itu, banjir bandang juga rawan melanda 32  desa yang tersebar di 10  kecamatan, antara lain, di Kecamatan Temayang, Tambakrejo, Sukosewu, Kapas, juga kecamatan lainnya. 
     
Ditanya alokasi anggaran dalam menghadapi ancaman banjir, baik Sukirno maupun Budi, mengaku tidak tahu.
     
"Ada anggaran tak terduga yang dipersiapkan pemkab sebesar Rp10 miliar bisa dimanfaatkan untuk membantu korban bencana," ucap Budi.  (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015