Surabaya (Antara Jatim) - Nihon Wellness Sports University (NWSU) Tokyo, Jepang, mengajak mahasiswa Universitas dr Soetomo (Unitomo) Surabaya untuk belajar dan juga berkarier di Jepang.
"Kami baru menjalin kerja sama dengan dua universitas di Indonesia yakni Universitas Negeri Jakarta dan Unitomo," kata Manajer Kerja Sama Internasional NWSU Yasuhiro Tanaka di Surabaya, Jumat.
Setelah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Rektor Unitomo Dr Bachrul Amiq, ia menjelaskan NWSU merupakan universitas di bawah naungan "Taiken Academy Group" (TAG) yang memiliki satu universitas, satu SMA, dan tiga sekolah tinggi.
"Ini langkah awal, kalau sudah ada saling pengertian, maka mungkin saja rektor kami akan ke Unitomo, atau Rektor Unitomo yang harus ke universitas kami untuk menjajaki kerja sama sesuai dengan keunggulan masing-masing," katanya.
Menurut dia, NWSU juga memiliki program "Daigaku Bekka" yang setara dengan perkuliahan 1-2 tahun (diploma 1-1) untuk orang asing, baik untuk belajar maupun untuk bekerja.
"Tapi, syarat yang kami harapkan adalah memiliki kemampuan berbahasa Jepang tingkat N3 (Nihongpo Senshuu Katei), tapi kalau belum N3 akan diajari Bahasa Jepang dari dasar," katanya.
Dalam kesempatan itu, Rektor Unitomo Dr Bachrul Amiq menyatakan bangga atas kepercayaan pemerintah Jepang, karena mereka merekomendasikan kerja sama antar-universitas dengan Unitomo.
"Kami sudah lama bekerja sama dengan Setsunan University dan sekarang dengan Nihon Wellness Sports University (NWSU) Tokyo yang memiliki keunggulan dalam bidang olahraga, kesehatan, dan peternakan," katanya.
Yang menarik, katanya, NWSU tidak hanya menawari pertukaran mahasiswa dan dosen, melainkan juga menawari mahasiswa untuk berkarier di Jepang, karena NWSU memiliki jaringan kerja sama dengan sejumlah industri di negara maju itu.
"Saya kira ini peluang yang menarik, apalagi menghadapi MEA. Untuk studi pun bisa melakukan joint degree yakni studi di Unitomo selama tiga tahun dan setahun NWSU, tapi sertifikatnya diakui di Jepang," katanya.
UC-Kedubes Fiji
Sementara itu, Universitas Ciputra (UC) Surabaya menjalin kerja sama dengan Kedutaan Besar Fiji dalam bidang pembelajaran entrepreneurship (kewirausahaan).
"Bahkan, untuk kerja sama itu, Dubes Fiji sudah dua kali ke Universitas Ciputra untuk belajar kewirausahaan ala Indonesia pada tahun 2014 dan 11 November 2015," kata Kepala Inkubator Bisnis UC Surabaya, Suryani Halim SE.
Dalam kunjungan kedua itu, Dubes Fiji membawa tim sejumlah enam orang untuk mengadakan diskusi tentang Entreprenurship dan metode pembelajaran untuk mahasiswa yang nantinya diadopsi oleh Fiji.
"Visi Ir Ciputra (pendiri UC) untuk mencetak 4 juta entrepreneur baru di Indonesia dalam kurun 25 tahun yang berlatar belakang keluarga nelayan, buruh, pegawai negeri, tentara, pegawai, menambah keyakinan pemerintah Fiji untuk bekerja sama dengan UC sesuai kondisi dan kebutuhan Fiji," katanya.
Menurut Prof Nii-K Plange (Professor in Interdisiplilinary Studie & Research, Department of Ethics & Governance, Fiji National University), dengan jumlah penduduk 950.000 jiwa, 71 institusi pendidikan, namun tingkat pengangguran masih tinggi, karena generasi muda fokus mencari pekerjaan dan bukan mencipta lapangan pekerjaan.
"Untuk itu, pemerintah Fiji akan mengawali kerja sama dengan mengirim dua orang pemerintahan sebagai wakil untuk training entrepreneurship selama dua hari di Ciputra Jakarta, kemudian kunjungan kerja sama ke Universitas Ciputra," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Kami baru menjalin kerja sama dengan dua universitas di Indonesia yakni Universitas Negeri Jakarta dan Unitomo," kata Manajer Kerja Sama Internasional NWSU Yasuhiro Tanaka di Surabaya, Jumat.
Setelah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Rektor Unitomo Dr Bachrul Amiq, ia menjelaskan NWSU merupakan universitas di bawah naungan "Taiken Academy Group" (TAG) yang memiliki satu universitas, satu SMA, dan tiga sekolah tinggi.
"Ini langkah awal, kalau sudah ada saling pengertian, maka mungkin saja rektor kami akan ke Unitomo, atau Rektor Unitomo yang harus ke universitas kami untuk menjajaki kerja sama sesuai dengan keunggulan masing-masing," katanya.
Menurut dia, NWSU juga memiliki program "Daigaku Bekka" yang setara dengan perkuliahan 1-2 tahun (diploma 1-1) untuk orang asing, baik untuk belajar maupun untuk bekerja.
"Tapi, syarat yang kami harapkan adalah memiliki kemampuan berbahasa Jepang tingkat N3 (Nihongpo Senshuu Katei), tapi kalau belum N3 akan diajari Bahasa Jepang dari dasar," katanya.
Dalam kesempatan itu, Rektor Unitomo Dr Bachrul Amiq menyatakan bangga atas kepercayaan pemerintah Jepang, karena mereka merekomendasikan kerja sama antar-universitas dengan Unitomo.
"Kami sudah lama bekerja sama dengan Setsunan University dan sekarang dengan Nihon Wellness Sports University (NWSU) Tokyo yang memiliki keunggulan dalam bidang olahraga, kesehatan, dan peternakan," katanya.
Yang menarik, katanya, NWSU tidak hanya menawari pertukaran mahasiswa dan dosen, melainkan juga menawari mahasiswa untuk berkarier di Jepang, karena NWSU memiliki jaringan kerja sama dengan sejumlah industri di negara maju itu.
"Saya kira ini peluang yang menarik, apalagi menghadapi MEA. Untuk studi pun bisa melakukan joint degree yakni studi di Unitomo selama tiga tahun dan setahun NWSU, tapi sertifikatnya diakui di Jepang," katanya.
UC-Kedubes Fiji
Sementara itu, Universitas Ciputra (UC) Surabaya menjalin kerja sama dengan Kedutaan Besar Fiji dalam bidang pembelajaran entrepreneurship (kewirausahaan).
"Bahkan, untuk kerja sama itu, Dubes Fiji sudah dua kali ke Universitas Ciputra untuk belajar kewirausahaan ala Indonesia pada tahun 2014 dan 11 November 2015," kata Kepala Inkubator Bisnis UC Surabaya, Suryani Halim SE.
Dalam kunjungan kedua itu, Dubes Fiji membawa tim sejumlah enam orang untuk mengadakan diskusi tentang Entreprenurship dan metode pembelajaran untuk mahasiswa yang nantinya diadopsi oleh Fiji.
"Visi Ir Ciputra (pendiri UC) untuk mencetak 4 juta entrepreneur baru di Indonesia dalam kurun 25 tahun yang berlatar belakang keluarga nelayan, buruh, pegawai negeri, tentara, pegawai, menambah keyakinan pemerintah Fiji untuk bekerja sama dengan UC sesuai kondisi dan kebutuhan Fiji," katanya.
Menurut Prof Nii-K Plange (Professor in Interdisiplilinary Studie & Research, Department of Ethics & Governance, Fiji National University), dengan jumlah penduduk 950.000 jiwa, 71 institusi pendidikan, namun tingkat pengangguran masih tinggi, karena generasi muda fokus mencari pekerjaan dan bukan mencipta lapangan pekerjaan.
"Untuk itu, pemerintah Fiji akan mengawali kerja sama dengan mengirim dua orang pemerintahan sebagai wakil untuk training entrepreneurship selama dua hari di Ciputra Jakarta, kemudian kunjungan kerja sama ke Universitas Ciputra," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015