Mangga podang banyak dijumpai di perkebunan petani Kabupaten Kediri. Saat puncak panen, sekitar Oktober-Desember, produksi mangga ini melimpah, bahkan sampai harga anjlok.

Luluk, salah seorang perajin manisan di Desa Tiron, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri memanfaatkan melimpahnya mangga menjadi aneka menu camilan. Salah satunya, dibuat manisan jeli mangga.

Luluk mengatakan, membuat manisan ini tidak terlalu sulit. Mangga jenis urang menjadi pilihan utama sebagai bahan baku manisan ini. Selain manis, warna tekstur dagingnya juga sangat bagus, sehingga efek warna manisan pun cerah.

Biasanya, ia membeli mangga dari para petani di Kabupaten Kediri. Biasanya, pembelian dilakukan di sekitar November, sebab produksi sudah sangat melimpah dan harga pun relatif lebih murah. "Awal panen mangga harganya masih mahal Rp10.000 per kilogram, kami menunggu hingga harga lebih murah, baru produksi," ujarnya.

Proses pembuatan manisan, buah mangga dikupas, lalu dipisahkan dari bijinya. setelah itu, mangga dicampur dengan gula, lalu tepung jeli dan dimasak hingga mendidih didinginkan dan dicetak. Jeli mangga sudah siap dan setelah dingin dikemas dalam kemasan tertutup kedap udara.

Luluk mengatakan, pembuatan usaha berbagai olahan mangga ini sudah sejak lama dilakukan, pada 2004. Awalnya, ia mengumpulkan para ibu-ibu di kampungnya, dan melihat peluang dengan produki mangga yang berlimpah. Ia terketuk dan akhirnya membuat berbagai macam olahan mangga dengan ibu-ibu tersebut.

Saat panen mangga melimpah, sekitar November ia dengan ibu-ibu di daerahnya mulai bekerja, membuat beragam olahan mangga. Proses pengerjaannya dilakukan setiap hari.

Selain jeli mangga, usaha itu juga semakin berkembang. Beragam olahan lainnya dibuat seperti sari buah mangga, dodol mangga, keripik mangga, ledre mangga sampai tortila mangga. Semuanya diproduksi secara bersama-sama oleh ibu-ibu tersebut.

Namun, untuk pemasaran sampai saat ini masih lebih banyak pada pesanan. Mereka masih kesulitan menembus pasar, termasuk pasar ekspor. Selain kualitas yang sangat selektif, jaringan untuk bisa menembus ekspor pun juga masih belum ada.

"Saya lebih banyak memenuhi pesanan. Misalnya saat lebaran, banyak yang pesan sari buah mangga, jeli mangga, dan beragam olahan lain untuk sajian lebaran," tuturnya.

Ia berharap, produk yang dikelola dengan ibu-ibu di daerahnya bisa tembus ekspor. Ia meminta pemerintah daerah membantu mencarikan jaringan serta mengadakan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas agar bisa tembus pasar ekspor.

Nana, salah seorang pembeli mengatakan jeli mangga itu rasanya tidak ada asem, justru manis. Selain itu, rasa buah mangga juga tidak hilang, sehingga legit dan enak. "Rasanya enak dan legit," ujarnya. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015