Surabaya (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur telah mengucurkan anggaran mencapai Rp4 miliar untuk menyuplai air di sejumlah daerah yang dilanda kekeringan.

"Dana yang sudah dikeluarkan sampai akhir Oktober ini sekitar Rp4 miliar untuk suplai air di 24 daerah yang mengalami kekeringan," ujar Kepala BPBD Jawa Timur Sudarmawan ketika dikonfirmasi wartawan di Surabaya, Rabu.

Ia mengatakan di Jatim saat ini terdapat 26 daerah, yang di 512 desa di 24 daerah termasuk dalam kategori kritis sehingga diperlukan suplai untuk mengantisipasi kekurangan air bersih.

Dana tersebut, kata dia, selain untuk suplai air bersih juga dipergunakan untuk mengantisipasi dengan melakukan sejumlah langkah lainnya, seperti bantuan untuk pengadaan sarana prasana.

"Bantuannya antara lain dilakukan sumur bor dan pengembangan perpipaan yang sampai sekarang ada 44 titik di kabupaten/kota telah dibantu sarana perpipaannya," kata pria yang saat ini menjabat Penjabat Bupati Sumenep tersebut.

Sementara itu, kemarau panjang yang melanda wilayah Indonesia berimbas pada kritisnya beberapa daerah di wilayah Jatim akibat kekeringan, terlebih Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika telah memprediksi musim hujan belum datang pada November 2015.

Saat ini, kata dia, daerah "Tapal Kuda" seperti Lumajang, Situbondo, Pasuruan, Bondowoso, Banyuwangi dan Probolinggo menjadi daerah yang kritis air bersih, bahkan Madura mengalami kekeringan hampir secara keseluruhan.

"Dikatakan kritis karena Madura dan 'Tapal Kuda' memiliki skala yang sangat luas dibanding daerah-daerah lainnya. Khusus di Madura, masyarakatnya ada yang sampai harus mengambil pasokan air dengan jarak 3-5 kilometer," katanya.

Di sisi lain, kekeringan ini tidak sampai mempengaruhi produksi padi secara keseluruhan di Jatim, bahkan per Oktober 2015 terjadi kenaikan 5,30 persen dibanding bulan sama tahun sebelumnya.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, sesuai angka ramalan II tahun 2015 produksi padi mencapai 13,05 juta ton gabah kering giling (GKG), naik dibanding angka tetap 2014 yang mencapai 657,46 ribu ton.

Kenaikan itu, disebabkan bertambahnya luas panen padi yang mencapai 64,24 ribu hektare atau sebesar 3,10 persen, serta adanya kenaikan produktivitas sebesar 1,28 kuintal per hektare atau sekitar 2,14 persen. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015