Malam itu, cahaya lampu warna-warni disertai semilir angin di kawasan Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) Jawa Timur, membuat suasana hati menjadi tenang dan damai.

Di bawah jembatan Suramadu dari sisi Kota Surabaya, terlihat beberapa pasangan muda-mudi berduaan, sekelompok pemuda sedang bersenda gurau, serta para orang tua yang mengajak anak-anaknya menikmati indahnya panorama Jembatan Suramadu itu.

Keramaian seperti itu hampir terjadi di setiap malam hari. Jembatan Suramadu menarik perhatian banyak orang karena memiliki panorama yang menawan. Tentunya, semua itu bisa dinikmati dari atas jembatan, menikmati "landscape" laut yang menawan, atau bahkan mengarunginya dengan perahu wisata.

Semenjak jembatan terpanjang di Indonesia ini diresmikan pada 2009, kawasan yang letaknya berdekatan dengan jembatan seperti Kenjeran dan Bulak di Kota Surabaya menjadi ramai. Kawasan pesisir adalah sektor yang saat ini paling disorot perkembangannya, di antaranya wisata Pantai Kenjeran.

Namun, masih adanya pesimistis di kalangan warga Surabaya dengan kondisi di kawasan Kenjeran-Bulak saat ini. Mengingat dari segi pengelolaan, keindahan, maupun kebersihan Kenjeran masih kalah jauh dengan Pantai Losari di Makassar, Pantai Ancol di Jakarta, apalagi Pantai Kuta di Bali yang sudah mendunia.       
   
Seperti ungkapan: "No Surfing at Kenjeran Beach! Bukannya apa, selain tidak ada ombak, airnya keruh dan kotor!" yang dipopulerkan oleh Cakcuk, sebuah distro lokal Surabaya? Mungkin itu sudah cukup bisa menggambarkan pandangan warga Surabaya mengenai pantai kebanggaannya ini.

Pantai ini memang dikenal sebagai tempat wisata yang kurang memiliki nilai plus, bahkan sebagian orang Surabaya pun memiliki ungkapan "Malam mingguan di Kenjeran" sebagai olok-olok karena Kenjeran belakangan ditengarai sebagai lokasi favorit pasangan mesum.

Sejumlah pertanyaan pun muncul apakah Kenjeran akan bisa berubah menjadi lebih baik? Apakah kawasan ini sudah siap bersaing dengan tempat wisata bahari lainnya?.

"Kalau saya menilai, Kenjeran masih kotor dan kumuh. Lihat saja di sekitar pantai, masih banyak sampah berserakan. Saya kira Kenjeran perlu berbenah diri agar tidak ketinggalan zaman," kata salah seorang warga Rungkut, Zakiyah, yang saat itu sedang berkunjung di Pantai Ria Kenjeran.

Hal sama juga dikatakan warga Keputih, Antok. Ia menilai jika kawasan Kenjeran dikelola dengan baik, maka akan menjadi destinasi wisata bahari yang banyak dikunjungi wsiatawan. Tentunya akan bisa bersaing dengan wisata bahari lainnya di Indonesia.

Ini seperti mutiara yang terpendam. "Jika digali terus, mutiara itu akan menampakkan keindahannya," katanya.

Namun, kini kawasan Kenjeran mulai berbenah. Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dan pihak-pihak terkait berusaha berbenah diri dan menghilangkan pandangan negatif di kalangan masyarakat itu.

Saat itu, Risma memiliki cita-cita besar untuk menghidupkan kawasan pesisir di kawasan Kenjeran dan Bulak. Bahkan untuk mewujudkan itu, pihaknya berharap swasta juga ikut menanam investasi, membangun wahana-wahana.

"Investasinya ya jangan hanya berskala Surabaya, tetapi harus skala internasional. Karena itu, mulai sekarang saya tata kawasan ini. Saya baguskan jalan dan lingkungannya," katanya.

Namun, saat ditanya apa tantangan terbesar mengubah Kenjeran ini? Risma mengatakan cara pandang warga terhadap kondisi Kenjeran yang sudah diberi stigma negatif.

"Mengubah mindset dan kebiasaan. Ada kendala di sini. Saya kesulitan juga. Tapi itu harus dihadapi," kata mantan Wali Kota Surabaya itu.

Tentunya, yang harus dibenahi saat ini adalah kebersihan serta keindahan di kawasan Kenjeran. Karena bagaimana pun, kesan pertama yang menjanjikan adalah syarat mutlak itu bagi suatu tempat wisata untuk bangkit dan mampu bersaing.

Apabila syarat yang satu itu terpenuhi, maka akan mudah untuk ke depannya memajukan Kenjeran serta memakmurkan warganya. Sektor bahari sendiri merupakan salah satu sendi utama bangsa ini.

Progres pembangunan di kawasan Kenjeran terus dilakukan seperti akses menuju Kenjeran Park (Kenpark) sedang mengalami perbaikan. Tempat wisata yang berisikan arena balap kuda, pusat kebugaran jasmani, maupun kolam renang ini sepertinya sedang menyadari potensinya untuk menjadi tempat wisata yang benar-benar dapat dibanggakan oleh masyarakat Surabaya, lebih-lebih Jawa Timur.

Lain Kenpark, lain pula Pantai Kenjeran Baru. Tempat wisata yang terletak di Jalan Sukolilo 100 ini lebih menonjolkan kapasitasnya sebagai wahana wisata budaya, tempat ini dikenal sangat kental dengan nuansa Tiongkok.     

Hal ini karena di sini memang banyak sekali bangunan berarsitektur Tionghoa, mulai dari patung Dewi Kwan Im yang telah mencetak rekor MURI hingga Pagoda Tian Ti yang berdiri kokoh hingga terlihat dari Jembatan Suramadu.

Sebuah "seaside restaurant" yang penuh lampion juga dapat ditemui di sini, seakan menggantikan posisi Kya-Kya Kembang Jepun yang belakangan sudah ditutup dan menyisakan gerbangnya saja.

Satu lagi yang tak dapat dipisahkan dari Kenjeran adalah potensi hasil lautnya. Di sekitar kawasan pantai Kenjeran, banyak sekali pedagang hasil laut yang tergabung dalam suatu sentra perdagangan.

Namun lokasi ini seakan tak terjamah oleh masyarakat Surabaya, letaknya terselubung di antara pemukiman warga yang kumuh dan terasa asing, bahkan bagi warga Surabaya sendiri.

Sebenarnya, tempat wisata Pantai Kenjeran Baru dan Lama, Kenpark, serta  Sentra Perdagangan Hasil Laut di kawasan Sukolilo ini merupakan sebuah kombinasi yang dahsyat sebagai suatu wahana wisata bahari apabila diintegrasikan dengan sempurna oleh pihak pengelola.

Daya tarik wisata yang ada di lokasi ini letaknya saling berdekatan dan berada dalam satu kawasan pesisir. Namun, beragamnya potensi objek dan daya tarik wisata Kenjeran saat ini ternyata belum mampu menjadikan kawasan wisata Kenjeran menjadi destinasi wisata unggulan bagi kota Surabaya.

Oleh karena itu, pengembangannya membutuhkan arahan yang sesuai dengan potensi dan permasalahan wilayah serta kebijakan yang terkait pengembangan kawasan tersebut.

Arahan pengembangan pariwisata Kenjeran dilakukan dengan konsep Kawasan Wisata Terpadu dengan sasaran terumuskannya arahan pengembangan kawasan wisata terpadu Kenjeran Surabaya.

       
Berkelas Dunia
   
Pakar Tata Kota dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Prof Johan Silas menyatakan sudah saatnya kawasan wisata pesisir yang dimiliki Kota Surabaya mulai dari wilayah Gunung Anyar hingga Kenjeran itu berkelas dunia.

"Kenjeran ini rekreasi pantai yang sangat kuat. Tantangan kita adalah menampilkan potensi Kenjeran dengan menghadirkan rekreasi pantai yang bagus dan berkelas dunia, tetapi tanpa menghilangkan kekhasan Surabaya," ujar Johan Silas.

Menurut dia, pihaknya mendukung rencana pemerintah Surabaya untuk kembali menghidupkan kawasan pesisir pantai. Apalagi, Surabaya memiliki garis pantai yang cukup panjang. Rencana kota Surabaya tersebut merupakan bagian untuk menjadikan Surabaya sebagai kota dunia (world city).

Apalagi, lanjut dia, Surabaya akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan konferensi UN Habitat dengan ribuan delegasi dari berbagai negara akan hadir.

Untuk itu, lanjut dia, sangat penting untuk menjadikan kawasan pesisir Kenjeran sebagai salah satu destinasi bagi para tamu, selain kawasan Tunjungan yang menawarkan "street performance".

"Pesisir Kenjeran nantinya bisa menjadi jujugan bagi tamu-tamu yang datang," ujarnya.

Hal itu diakui Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya, Wiwiek Widayati. Ia menambahkan, selama ini jumlah wisatawan yang datang ke kawasan Kenjeran menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun.

Jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke kawasan pesisir  Pantai Kenjeran Kota Surabaya selama tiga tahun terakhir ini meningkat dari 201 pada 2013 menjadi 307 pada 2014.

"Untuk tahun 2015 hingga bulan Juli sebanyak 171. Kami prediksikan akan meningkat dari tahun sebelumnya," katanya.

Sedangkan untuk wisatawan domestik pada 2013 sebanyak 423.715 orang, pada 2014 sebanyak 526.310 orang dan pada 2015 sampai Juli ini sebanyak 313.787 orang.

Menurut dia, banyak orang yang tidak mengetahui bahwa Surabaya memiliki pantai yang luasnya sekitar 6 hektare di kawasan Kenjeran. Hanya saja, lahan tersebut saat ini belum dikelola dengan baik.

Saat ini, lanjut dia, sudah ada rencana dari Pemkot Surabaya untuk mengembangkan potensi kawasan pesisir yang dimilikinya mulai dari wilayah Gunung Anyar hingga Kenjeran.

Selain wisata pantai, juga ada kawasan kampung nelayan dan juga Sentra Ikan Bulak (SIB) yang merupakan pusat pengolahan dan pemasaran hasil olahan laut oleh nelayan di Surabaya. "Bahkan saat sudah ada pembangunan jembatan Kenjeran," katanya.

Pemkot Surabaya juga telah menyiapkan berbagai perencanaan untuk melakukan penataan kawasan pesisir pantai Kenjeran. Harapannya, kawasan pesisir pantai Kenjeran bisa menjadi ikon baru di Surabaya yang menjadi jujugan bagi wisatawan lokal dan juga wisatawan mancanegara. (Bersambung) (*).

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015