Kediri (Antara Jatim) - Permintaan bahan bakar jenis pertalite oleh stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU) di Kota Kediri, Jawa Timur, semakin meningkat sehingga permintaan untuk delivery order (DO) pun tidak segera dipenuhi.
Pengawas SPBU Mauni, Kelurahan Pesantren, Kota Kediri, Mulyono, Rabu mengemukakan permintaan untuk pertalite di tempatnya selalu bertambah. Saat awal peluncuran produk Pertamina itu, hanya memesan 16 ribu liter, namun karena semakin banyak masyarakat yang menggunakan bahan bakar itu, akhirnya stok ditambah.
"Per hari rata-rata 1-2 ton untuk pertalite, dan secara total pada Oktober ini, kami sudah pesan 32 ribu liter. Jumlah ini naik dibanding pesanan di awal yang hanya 16 ribu liter," katanya.
Ia mengatakan, permintaan akan pertalite cukup bagus. Namun, ia tidak mengurangi permintaan akan bahan bakar lain, yaitu untuk solar. Biasanya, setiap kali pengiriman sampai 8 ribu liter dan premium sampai 10 ribu liter.
Pembeli bahan bakar ini, kata dia, bukan hanya pengendara mobil. Banyak pengendara sepeda motor yang memilih bahan bakar ini, terlebih saat antre kendaraan yang sedang mengisi bahan bakar.
"Harganya di atas premium dan di bawah pertamax, jadi bukan hanya pengendara mobil saja yang menggunakan bahan bakar ini, tapi banyak pengendara sepeda motor yang ikut antre," ujarnya.
Hal yang sama juga terjadi di SPBU Joyoboyo, Kediri. Di SPBU ini, pertalite dikirim sampai 8.000 liter setiap empat hari sekali. Namun, dengan adanya pertalite, pengelola juga tidak mengurangi kuota bahan bakar lain.
Pengawas SPBU Joyoboyo Kediri Wiyono mengatakan, permintaan untuk pengiriman bahan bakar lain masih sama, yaitu untuk premium sampai 16 ribu liter per hari, dan solar 24 ribu liter setiap tiga hari sekali.
Namun, Wiyono mengatakan stok pertalite itu ternyata tidak langsung habis, seperti premium. Ia menduga, sosialisasi yang dilakukan Pertamina kurang gencar, sehingga banyak masyarakat yang belum begitu memahami jenis bahan bakar ini.
Sementara itu, Asistant Manager External Relation Pertamina MOR V Wilayah Jatim, Nusa Tenggara dan Bali Happy Wulansari mengatakan pertalite mulai dipasarkan di Kediri pada 8 agustus 2015 di enam SPBU. Untuk saat ini SPBU yang menjual sudah bertambah menjadi 26 SPBU.
"Ini menandakan animo konsumen cukup positif dan produk pertalite diminati oleh konsumen Kediri," katanya.
Ia mengatakan, pada Agustus total penjualan pertalite sebesar 568 kiloliter. Pada bulan september meningkat menjadi 1.112 kiloliter, dengan omzet rata-rata SPBU antara 1- 4 kiloliter.
"Kami harapkan nanti di akhir 2015, SPBU sudah bisa menjual minimal 5 kiloliter per hari," imbuhnya.
Sementara itu, total SPBU di Kota dan Kabupaten Kediri mencapai 48 dan penambahan SPBU yang menjual pertalite akan dilakukan secara bertahap. Pertamina menargetkan sampai akhir 2015, 40 SPBU di Kota Kediri sudah menyediakan pertalite. Sedangkan, sampai saat ini di wilayah pertamina MOR V, SPBU yg menjual pertalite sudah mencapai 365 unit. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
Pengawas SPBU Mauni, Kelurahan Pesantren, Kota Kediri, Mulyono, Rabu mengemukakan permintaan untuk pertalite di tempatnya selalu bertambah. Saat awal peluncuran produk Pertamina itu, hanya memesan 16 ribu liter, namun karena semakin banyak masyarakat yang menggunakan bahan bakar itu, akhirnya stok ditambah.
"Per hari rata-rata 1-2 ton untuk pertalite, dan secara total pada Oktober ini, kami sudah pesan 32 ribu liter. Jumlah ini naik dibanding pesanan di awal yang hanya 16 ribu liter," katanya.
Ia mengatakan, permintaan akan pertalite cukup bagus. Namun, ia tidak mengurangi permintaan akan bahan bakar lain, yaitu untuk solar. Biasanya, setiap kali pengiriman sampai 8 ribu liter dan premium sampai 10 ribu liter.
Pembeli bahan bakar ini, kata dia, bukan hanya pengendara mobil. Banyak pengendara sepeda motor yang memilih bahan bakar ini, terlebih saat antre kendaraan yang sedang mengisi bahan bakar.
"Harganya di atas premium dan di bawah pertamax, jadi bukan hanya pengendara mobil saja yang menggunakan bahan bakar ini, tapi banyak pengendara sepeda motor yang ikut antre," ujarnya.
Hal yang sama juga terjadi di SPBU Joyoboyo, Kediri. Di SPBU ini, pertalite dikirim sampai 8.000 liter setiap empat hari sekali. Namun, dengan adanya pertalite, pengelola juga tidak mengurangi kuota bahan bakar lain.
Pengawas SPBU Joyoboyo Kediri Wiyono mengatakan, permintaan untuk pengiriman bahan bakar lain masih sama, yaitu untuk premium sampai 16 ribu liter per hari, dan solar 24 ribu liter setiap tiga hari sekali.
Namun, Wiyono mengatakan stok pertalite itu ternyata tidak langsung habis, seperti premium. Ia menduga, sosialisasi yang dilakukan Pertamina kurang gencar, sehingga banyak masyarakat yang belum begitu memahami jenis bahan bakar ini.
Sementara itu, Asistant Manager External Relation Pertamina MOR V Wilayah Jatim, Nusa Tenggara dan Bali Happy Wulansari mengatakan pertalite mulai dipasarkan di Kediri pada 8 agustus 2015 di enam SPBU. Untuk saat ini SPBU yang menjual sudah bertambah menjadi 26 SPBU.
"Ini menandakan animo konsumen cukup positif dan produk pertalite diminati oleh konsumen Kediri," katanya.
Ia mengatakan, pada Agustus total penjualan pertalite sebesar 568 kiloliter. Pada bulan september meningkat menjadi 1.112 kiloliter, dengan omzet rata-rata SPBU antara 1- 4 kiloliter.
"Kami harapkan nanti di akhir 2015, SPBU sudah bisa menjual minimal 5 kiloliter per hari," imbuhnya.
Sementara itu, total SPBU di Kota dan Kabupaten Kediri mencapai 48 dan penambahan SPBU yang menjual pertalite akan dilakukan secara bertahap. Pertamina menargetkan sampai akhir 2015, 40 SPBU di Kota Kediri sudah menyediakan pertalite. Sedangkan, sampai saat ini di wilayah pertamina MOR V, SPBU yg menjual pertalite sudah mencapai 365 unit. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015