Malang (Antara Jatim) - Jenazah korban meninggal dalam kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Diklatsar) Mapalsa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Lutfi Rahmawati (19), langsung dibawa pulang ke Surabaya tanpa dilakukan otopsi, Minggu.

Meski saat ini jenazah Lutfi sudah berada di Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang, pihak keluarga menolak untuk diotopsi dan bahkan meminta agar jenazah segera dibawa pulang ke Surabaya agar bisa dimakamkan secepatnya.

"Saya ingin anak saya segera dibawa pulang, tanpa dilakukan otopsi. Saya sudah mengikhlaskan putri saya, tapi sebisa mungkin saya bawa pulang pagi ini juga," kata ibu korban, Endah Warni yang tiba di RSSA Malang, Minggu dini hari bersama adik kandung dan adik iparnya serta Wakil Rektor 3 UINSA Ali Mufrodi.

Begitu tiba di RSSA Malang, keluarga dari Lutfi Rahmawati langsung menuju ke kamar mayat RSSA. Endah Warni, ibu korban terlihat begitu terpukul melihat putri semata wayangnya meninggal setelah mengikuti Diklatsar Mapalsa mahasiswa UINSA di Desa Sumberejo Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang.

Ketika ditanya adanya firasat sebelum meninggalnya Lutfi, Endah mengaku tidak ada. "Lutfi tak mempunyai riwayat sakit dan sebelum berangkat Diklatsar Mapalsa di Pagak, Kabupaten Malang, Lutfi juga kelihatan sangat sehat. Hari Selasa (13/10) pagi saya dimintai tanda tangan surat edaran dari kampus mengenai Diklatsar ini, dia pamit dan bilang pulangnya Sabtu (17/10)," katanya.

Pada Selasa malam, Lutfi berangkat dan menginap di kampus, selanjutnya berangkat Rabu pagi. Selama 4 hari tidak ada kontak, karena peraturannya memang dilarang membawa HP. Meski begitu Endah mengaku tak memiliki firasat apapun. Namun, pada Sabtu (17/10) telepon pukul 22.00 WIB yang membuatnya curiga.

"Malam itu ada telepon, saya angkat suaranya wanita. Dia tanya, apa benar saya ibunya Lutfi, saya jawab iya, tetapi langsung ditutup. Selanjutnya, saya mendapat telepon kedua, kali ini benar-benar kabar duka yang saya dapat, anak kesayangan dan satu-satunya ini meninggal, bahkan ketika ada telwpon lagi pada jam 23.00 WIB, saya tanya di mana anak saya, kenapa anak saya, baru dibilang Lutfi meninggal," ujarnya. (*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015