Pamekasan (Antara Jatim) - Limbah pabrik tahu di Desa Nyalabu, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur yang dibuang ke aliran sungai menyebabkan sebagian warga terserang penyakit kulit gatal-gatal.

Pembuangan limbah tahu ke aliran sungai itu berdampak pada kesehatan masyarakat setempat, karena sungai yang menjadi pembuangan limbah pabrik tahu itu dijadikan tempat mandi masyarakat setempat.

"Kami sedang mencari solusi alternatif guna menyelesaikan permasalah yang dihadapi warga Desa Nyalabu ini bersama Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pamekasan," kata Camat Kota Pamekasan Saudi Rahman seusai menemui perwakilan warga di kantor kecamatan setempat, Jumat.

Warga yang memprotes pembuangan limbah pabrik tahu ke sungai desa yang selama ini menjadi tempat pemandian warga ke Kecamatan Kota, Pamekasan, Jumat (16/10) ini merupakan kali kedua.

Pada 7 Oktober 2015, warga Dusun Lembena, Desa Nyalabu Laok ini juga sempat mendatangi kantor Kecamatan Kota Pamekasan memprotes pembuangan limbah pabrik tahu di desa mereka.

Kala itu Camat Saudi Rahman berjanji akan  segera meninjau lokasi pembuangan limbah bersama Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pamekasan dan telah meminta agar pengelola pabrik tahu tidak membuah limbah ke sungai.

"Hari ini kami datang lagi kesini, karena belum ada perubahan. Padahal sungai yang menjadi tempat pembuangan limbah di desa kami dijadikan tempat mandi warga sehari-hari," kata juru bicara warga Budi Irawan.

Tidak hanya itu saja, perwakilan masyarakat Desa Nyalabu ini juga meminta pertanggung jawaban pihak perusahaan, karena limbah yang dibuang ke sungai itu telah menyebabkan puluhan warga menderita gatal-gatal.

Semula, kata Budi, warga berencana hendak membongkar paksa pabrik tahu yang membuang limbah sembarangan itu.

Namun, berkat upaya pembinaan dan penyadaran yang dilakukan oleh Babinsa di desa itu, masyarakat akhirnya menempuh jalur musyawarah dengan mendatangi kantor Kecamatan Kota, Pamekasan. (*)

Pewarta: Abd. Azis

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015