Malang (Antara Jatim) - Anggaran hibah untu Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Malang, Jawa Timur, dalam APBD 2016 dipangkas hingga 25 persen sengan alasan pada tahun depan tidak ada kegiatan atau kejuaraan, hanya pembinaan rutin atlet.
Dipangkasnya anggaran untuk 2016, dari sebesar Rp12,5 miliar menjadi Rp10 miliar itu memantik reaksi Ketua KONI Kota Malang, Bambang DH Suyono. "Kami sangat menyayangkan terjadinya pemangkasan anggaran tahun depan menjadi Rp10 miliar, padahal sebelumnya pak wali (Wali Kota Malang Moch Anton) berjanji akan menambah anggaran untuk KONI," kata Bambang DH Suyono di Malang, Jawa Timur, Selasa.
Akan tetapi, kata Bambang, faktanya anggaran untuk KONI justru dipangkas. Sebelumnya WaliKota Malang berjanji akan menambah anggaran untuk KONI pada 2016 menjadi sebesar Rp15 miliar atau naik dari tahun 2015 yang mencapai Rp12,5 miliar. Pada tahun ini pengajuan anggaran tambahan untuk KONI dalam peubahan anggaran keuangan (PAK) APBD 2015 juga tidak disetujui, padahal pengeluaran untuk Porprov Jatim sukup besar.
Kepastian tidak adanya tambahan anggaran untuk KONI dalam APBD 2016 itu tertuang dalam pembahasan Kebijakan Umum APBD Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (KUA PPAS). "Kalau anggaran untuk KONI terus dipangkas, lalu visi olahraga Kota Malang ini mau dibawa kemana, padahal agenda olahraga tahun depan juga tidak kalah pentingnya," ujarnya.
Menurut dia, selain biaya operasional, anggaran untuk pembinaan rutin bagi atlet dari semu cabang olahraga juga harus tetap berjalan, bahkan tahun depan juga ada Pekan Olahraga Nasional (PON) yang digelar di Jawa Barat, dimana Kota Malang menyumbangkan sebanyak 50 atlet untuk kontingen Jawa Timur.
Ia mengakui memang untuk PON menjadi tanggung jawab provinsi (Jatim), namun apakah KONI Kota Malang melepas begitu saja tanpa ada pembinaan. Selain itu, tahun depan juga ada agenda kejuaraan maraton berskala internasional. "Kalau anggaran untuk KONI minim, status skala internasional tersebut bisa turun menjadi skala nasional," ujarnya.
Sementara itu Wali Kota Malang Moch Anton mengaku pemangkasan anggaran tersebut, karena pada tahun 2016 KONI hanya melakukan pembinaan, tidak ada kegiatan yang menguras anggaran seperti Porprov yang digelar beberapa bulan lalu, sehingga anggaran yang rencananya dinaikkan justru dipangkas hingga 25 persen.
"Kalau tahun lalu kan ada Porprov Jatim V di Banyuwangi, sehingga dana yang dibutuhkan cukup besar, baik dana pembinaan (pemusatan latihan) maupun operasional selama mengikuti Porprov Jatim di Banyuwangi. Tahun depan cenderung tidak ada kegiatan, hanya pembinaan atlet saja, sehingga tidak perlu ada tambahan," ujar Anton.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
Dipangkasnya anggaran untuk 2016, dari sebesar Rp12,5 miliar menjadi Rp10 miliar itu memantik reaksi Ketua KONI Kota Malang, Bambang DH Suyono. "Kami sangat menyayangkan terjadinya pemangkasan anggaran tahun depan menjadi Rp10 miliar, padahal sebelumnya pak wali (Wali Kota Malang Moch Anton) berjanji akan menambah anggaran untuk KONI," kata Bambang DH Suyono di Malang, Jawa Timur, Selasa.
Akan tetapi, kata Bambang, faktanya anggaran untuk KONI justru dipangkas. Sebelumnya WaliKota Malang berjanji akan menambah anggaran untuk KONI pada 2016 menjadi sebesar Rp15 miliar atau naik dari tahun 2015 yang mencapai Rp12,5 miliar. Pada tahun ini pengajuan anggaran tambahan untuk KONI dalam peubahan anggaran keuangan (PAK) APBD 2015 juga tidak disetujui, padahal pengeluaran untuk Porprov Jatim sukup besar.
Kepastian tidak adanya tambahan anggaran untuk KONI dalam APBD 2016 itu tertuang dalam pembahasan Kebijakan Umum APBD Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (KUA PPAS). "Kalau anggaran untuk KONI terus dipangkas, lalu visi olahraga Kota Malang ini mau dibawa kemana, padahal agenda olahraga tahun depan juga tidak kalah pentingnya," ujarnya.
Menurut dia, selain biaya operasional, anggaran untuk pembinaan rutin bagi atlet dari semu cabang olahraga juga harus tetap berjalan, bahkan tahun depan juga ada Pekan Olahraga Nasional (PON) yang digelar di Jawa Barat, dimana Kota Malang menyumbangkan sebanyak 50 atlet untuk kontingen Jawa Timur.
Ia mengakui memang untuk PON menjadi tanggung jawab provinsi (Jatim), namun apakah KONI Kota Malang melepas begitu saja tanpa ada pembinaan. Selain itu, tahun depan juga ada agenda kejuaraan maraton berskala internasional. "Kalau anggaran untuk KONI minim, status skala internasional tersebut bisa turun menjadi skala nasional," ujarnya.
Sementara itu Wali Kota Malang Moch Anton mengaku pemangkasan anggaran tersebut, karena pada tahun 2016 KONI hanya melakukan pembinaan, tidak ada kegiatan yang menguras anggaran seperti Porprov yang digelar beberapa bulan lalu, sehingga anggaran yang rencananya dinaikkan justru dipangkas hingga 25 persen.
"Kalau tahun lalu kan ada Porprov Jatim V di Banyuwangi, sehingga dana yang dibutuhkan cukup besar, baik dana pembinaan (pemusatan latihan) maupun operasional selama mengikuti Porprov Jatim di Banyuwangi. Tahun depan cenderung tidak ada kegiatan, hanya pembinaan atlet saja, sehingga tidak perlu ada tambahan," ujar Anton.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015