Bojonegoro (Antara Jatim) - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) milik Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, optimistis potensi air yang diolah dari sumber air dan Bengawan Solo untuk memenuhi kebutuhan domestik tidak terganggu musim kemarau.
     
"Sampai saat ini debit sumber air yang diolah PDAM untuk air domestik masih stabil tidak terganggu kemarau. Begitu juga debit air Bengawan Solo, juga masih mencukupi,"  kata Kepala Bidang Layanan Langganan PDAM Pemkab Bojonegoro Joko Siswanto, di Bojonegoro, Sabtu.
     
Ia menjelaskan PDAM untuk memenuhi kebutuhan air bagi pelanggannya dengan jumlah 27.303 sambungan rumah (SR) mengambil air dari sumber air di Ngunut di Desa Ngunut, Kecamatan Dander, sebesar 110 liter/detik. 
     
Selain itu, lanjut dia, juga dari sumber air Buntalan di Desa Buntalan, Kecamatan Temayang, sebesar 70 liter/detik.
     
"Di dua sumber air itu potensi airnya masih stabil. Tidak berkurang, disebabkan kemarau," katanya, menegaskan.
     
Di lain pihak, lanjut dia, di empat lokasi instalasi pengolah air (IPA) yang mengolah air Bengawan Solo, juga tidak terganggu.
     
"Di IPA yang mengolah air Bengawan Solo sama sekali tidak terganggu, sebab debit air Bengawan Solo masih mencukupi," katanya, menegaskan.
     
Lebih lanjut ia menjelaskan air Bengawan Solo yang dambil di empat lokasi tersebut, selalu dilakukan uji laboratorium di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Surabaya, setiap tiga bulan sekali.
     
"Hasil pengujian selalu menunjukkan air PAM di empat lokasi tersebut layak sebagai air bersih," katanya, menegaskan.
     
Namun, ia membenarkan kalau kualitas air Bengawan Solo di daerahnya mengandung berbagai pencemaran aneka limbah.
     
"Kalau mengambil langsung dari Bengawan Solo kemudian dimanfaatkan sebagai air minum ya tidak layak. Tapi kalau sudah diproses, diberi kaporit, juga zat lainnya, maka air Bengawan Solo, ya layak sebagai air minum sepanjang dimasak dulu," paparnya.
     
Sesuai data di PDAM, jumlah pelanggan air di IPA Kecamatan Padangan, tercatat sebanyak 1.809 SR, di Kanor 54 SR,  di Purwosari dan Trucuk, masing-masing sekitar 400 SR. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015