Madiun (Antara Jatim) - Sejumlah massa yang mengatasnamakan Gerakan Bela Negara (GBN) Madiun, Rabu, menggelar antikomunis di Taman Makam Pahlawan, Kota Madiun, Jawa Timur, dalam rangka memperingati peristiwa Gerakan 30 September PKI tahun 1965.

Dalam aksi tersebut, selain melakukan orasi, massa juga membawa poster yang bertuliskan kecaman dan penentangan paham komunis di tanah Indonesia. Di antaranya, bertuliskan "NKRI Harga Mati", "Pancasila Yes", "PKI No", dan lainnya.

Koordinator aksi, Kunto Setiyono, mengatakan, aksi tersebut bertujuan mengingatkan masyarakat Indonesia tentang peristiwa dan keganasan PKI yang dua kali melakukan pemberontakan terhadap NKRI, yakni tahun 1948 dan 1965.

"Orasi yang kami suarakan dalam kegiatan ini, diharapkan mampu mencegah upaya masuknya paham komunis di anah air yang semakin gencar saat ini hingga meresahkan masyarakat," kata Kunto Setiyono.

Pria yang juga menjabat Ketua Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia ini, menilai saat ini mulai banyak bermunculan indikasi gerakan PKI.

Salah satunya penyebaran stiker, kaos, dan gambar lambang PKI berupa palu arit yang dikreasikan dengan seni, sehingga sulit terdeteksi adanya pelanggaran oleh aparat penegak hukum.

"Lambang-lambang mereka mulai muncul dengan cara dikreasi, sehingga sulit dideteksi oleh hukum. Akibatnya, aparat hukum ragu untuk menahan, paling hanya 12 jam kemudian dilepas," tuturnya.

Aktivitas seperti rapat-rapat gelap diduga juga terus terjadi di beberapa daerah dan sempat dibubarkan oleh aktivis anti-PKI. 

Tidak hanya penyebaran lambang PKI yang dibiaskan dengan kreasi seni, saat ini keberadaan paham komunis juga mulai menyusup ke semua elemen dengan berbagai metode agar dapat hidup dan berkembang kembali.

Menyikapi hal itu, pihaknya akan gencar memberikan pencerahan ke pelajar dan masyarakat untuk mewaspadai gerakan-gerakan penerus PKI. Hal itu bertujuan agar ideologi komunis tidak berkembang dan tidak terjadi pemutarbalikkan fakta sejarah.(*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015