Sidoarjo (Antara Jatim) - Pengungsi Syiah asal Sampang Madura Jawa Timur, tidak bisa pulang mudik ke kampung halamanan atau dikenal dengan "Toron" karena masih tinggal di rumah susun Jemundo, Sidoarjo, Jawa Timur.

Salah seorang pengungsi syiah, Iklil Al Mial, Kamis, mengatakan, sampai dengan saat ini dirinya diharuskan tinggal di rusun tersebut untuk menjaga keamanan.

"Sebenarnya kami juga kangen dan rindu kampung halaman, tetapi kami tidak bisa berbuat banyak dengan kondisi yang ada saat ini," katanya.

Ia mengemukakan, untuk menghilangkan rasa kangen bersama dengan warga kampung halaman yang lain, pihaknya hanya bisa berkumpul dan memasak daging kurban bersama sama.

"Kami hanya bisa berkumpul bersama-sama dengan pengungsi lainnya dan memasak daging kurban sumbangan para donatur," katanya.

Para pengungsi Syiah Sampang Madura ini ikut melaksanakan Shalat Idul Adha di masjid desa setempat.

Sepulang dari shalat Idul Adha dengan diangkut mobil BNPB warga Sampang ini langsung masuk ke kamarnya sendiri-sendiri di dalam rumah susun Jemundo.

"Kami hanya bisa menunggu dan merayakan Lebaran Idul Adha bersama-sama di rumah susun ini," katanya.

Berbeda dengan orang tuanya, anak-anak pengungsi Syiah justru asyik menonton dan bermain main dengan sejumlah kambing kurban yang disumbang oleh para donatur.

"Semoga kami cepat kembali dan bisa berkumpul dengan keluarga kami di Sampang," katanya.

Dari data yang berhasil dihimpun, jumlah pengungsi Syiah Sampang di Rusun Jemundo terus bertambah. Jika pada awal pengungsian pada tahun 2013 hanya 168 jiwa, saat ini jumlahnya bertambah menjadi 294 jiwa.(*)

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015